"Anak Semata Wayang"
-3
@Cerpen
"Kalau kamu mendekat aku tidak mau brsahabat dengsnmu lagi," balas Nia sembari beranjak dari bangkunya melangkah ke luar kelas.
"Eh, tunggu Nia, jangan pergi!
Nia tetap melangkahkan kakinya meninggalkan Danu.
Bel tanda masuk berbunyi, semua siswa berbaris di lapangan sekolah.
Guru piket memberi wejangan dan semangat kepada siswanya.
Usai pembiasan di lapangan siswa masuk sesuai dengan kelasnya.
Nia sebagai ketua kelas menyiapkan kelasnya saat guru sudah masuk ke dalam kelas.
Selesai berdoa pelajaran pun dimulai. Semua diswa dengan tekun mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh gurunya.
Tetiba Danu tunjuk jari,
"Bu, saya belum paham pelajarannya!
Bu guru Indah sangat senang bila ada siswanya yang jujur mengakui belum paham aksn materi yang disampaikan.
Bu guru bertanya kepada siswa yang lain.
"Ayo, anak-anak siapa yang bisa menjelaskan pelajaran yang ibu sampaikan? tanya Bu Guru Indah.
Siswa saling memandang tidak ada yang angkat tangan.
Tetiba Nia tunjuk jari tanda dia sudah paham. Dia pun menjelaskan dengan baik.
Bu guru bangga melihat Nia siswa yang cantik dan pintar.
Danu semakin menyukai Nia. Walau dia cantik dan pintar, Nia juga tidak sombong
Bel berbunyi tanda pelajaran sudah selesai dan waktunya pulang.
Siswa boleh pulang dengan tertib sembari bersalaman dengan Bu Indah.
"Nia, tunggu kita bareng pulangnya, aku berterima kasih sudah menjelaskan pelajaran dari Bu Indah," ungkapnya sambil berlari kecil.
Nia dan teman-temannya terus melangkah sembari bercerita.
Rini teman Nia yang selalu membuat tawa. Dia suka ngelawak.
Sampai di pertigaan jalan Rini dan teman lainnya berpisah dengan Sita.
"Sampai bertemu besok ya teman-teman," ucap Rini sembari melambaikan tangannya.
Bersambung....
Jakarta, 11Juni 2024
Salam sehat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H