Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pertama kali Berpisah dengan Ayah dan Ibu

11 Maret 2024   23:51 Diperbarui: 11 Maret 2024   23:55 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pertama kali Berpisah dengan Ayah dan Ibu.

Menggapai Harapan-148

@Cerber
"Wah, aayik juga punya istri ada yang melayaniku," ucap Amir, sehingga mereka tertawa mendengarnya.

Sita jadi tersipu malu mendengar ucapan Amir.
Mereka sangat menikmati sarapan paginya.
Bi Siti sangat pandai memasak, sehingga ibu Amir merasa senang.

Usai sarapan pagi Sita merapikan meja makan dan ingin mencuci piring kotor namun bi Siti melarangnya.

"Maaf non biar bibi yang memberihkannya."

Tetiba Amir meraih tangan Sita lalu mengajaknya masuk ke dalam kamar.

"Dik, kamu tidak boleh mencuci piring dan mengurus dapur biar bibi saja yang mengerjakannya," pinta Amir sembari memeluk pinggang istrinya.

Sita merasa deg degan saat Amir melingkarkan tangan di pinggangnya

Darahnya bedesir kencang Sementara Amir merasakan hal yang sama.

"Tetapi kalau masak untuk Mas bolehkan? tanya Sita.
"Boleh bangat sayang,  mas senang merasakan masakanmu," sambungnya.

Abang dan kakak ipar Sita sudah bersiap-siap mereka akan pulang bersama kedua orang tuanya ke Desa Suka Maju.
Ayah dan ibu Sita juga sudah rapi siap untuk pulang.
Sebelum pulang mereka berpamitan kepada besannya. Yaitu orang tua Amir.

Tetiba Amir dan Sita turun dari kamarnya. Sita sudah tahu akan kepulangan orang tua dan abangnya.

 Sita memeluk ibunya sembari netranya sembab lalu mengeluarkan buliran bening.

Sita tidak pernah berpisah dengan orang tuanya, membuat dia bersedih.


"Nak, jangan menangis ya, ibu juga sedih kita tidak pernah berpisah, baik-baikla dengan suamimu layani dia dengan baik," pesan ibu Sita yang berada dipelukannya.


Ibu Sita juga menangis bahagia. Sita dengan verat melepas pelukannnya. Perlahan dilepaskan tangannya lalu memeluk Bapak Surono ayahnya.

"Pak doakan Sita ya biar menjadi istri yang baik."

Bapak mengusap rambut anak kesayangannya.
Sita juga menyalami abang dan kakak iparnya serta memeluknya.

Amir juga menyalami mertua dan mencium punggung tangan mereka.
Kakak iparnya juga disalaminya.

"Terima kasih ya kak, kalian sudah datang menghadiri pernikahan kami."

"Sama-sama dik Mas senang adikku sudah ada yang menjaganya. Jadilah rumah tangga yang baik," pesan Abang iparnya.
Amir sangat senang menerima pesan dari abang iparnya.

Mobil sudah di halaman rumah Amir. Kedua orang tua Sita dan abangnya melangkah menuju mobil.
Mereka masuk ke dalam mobil.Ridwan duduk di depan menyetir mobil.
Ridwan melajukan mobilnya dengan mobil kecepatan rendah.

Sita melambaikan tangannya hingga mobil orang tuanya tak terlihat lagi.

Bersambung....
Jakarta, 11 Mqret 2024
Salam literasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun