Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tidak Sabar Menunggu

24 Februari 2024   21:10 Diperbarui: 24 Februari 2024   21:21 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tidak Sabar Menunggu

Menggapai Harapan-141

@Cerber

"Oh, ya sepatuku yang mana ya? tanyanya di hati

Mila melangkah menuju rak sepatu dibukanya setiap dus sepatu yang tertata rapi.

Di bagian tengah rak yang berwarna biru.  Dengan wajah mengembang Mila pun meraih kotak biru tersebut
Mila membayangkan kehadirannya di pernikahan Sita nanti

Tetiba netranya tertuju ke kotak yang di bagian tengah rak, kotak yang berwarna biru.  Dengan wajah mengembang Mila pun meraih kotak biru tersebut.

"Wah, ini dia yang aku cari," ucapnya sembari membuka kotak sepatu.

Dibulatkan kedua bola matanya saat melihat sepatu biru yang masih bagus.

"Hm, serasi sekali dengan gaun biruku," batinnya.
Dicobanya sepatu biru di kakinya.

"Ternyata  memang cocok," gumamnya

Mila membayangkan kehadirannya di pernikahan Sita nanti dengan gaun biru dan sepatunya. Mila ingin mengajak pacarnya. Mereka juga sudah berencana ingin menikah.

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Orang tua Mila yang sebagai juragan kaya di desa mereka Desa Suka Maju. Penduduk Desa yang diundang akan pergi dengan menumpang mobil yang sudah diediakan juragagan.
Untuk mobil pengantin dan orang tua Sita juga dari juragan. Juragan sudah menganggap Sita sebagai anaknya.

Pukul 05. 00 mereka sudah berkumpul di pekarangan rumah Sita. Sita sudah siap dengan pakaian pengantinnya. Keluarga Amir akan datang menjemput pengantin dan keluarga.

Pkul 08. 30 mereka harus sampai di rumah Amir pengantin pria. Dari sana bersama-sama berangkat ke gereja untuk menerima pemberkatan dari pendeta. Amir dan keluarganya beribadah di GKI (Gereja Kristen Indonesia).

Keluarga Amir sudah tiba di rumah Sita, warga Desa Suka Maju yang diundang juga sudah berkumpul di rumah Sita.

Sebelum berangkat berdoa terlebih dahulu yang dipimpin oleh orang yang penatua dari gereja Sita.
Agar perjalanan dan rencana pernikahan Akir dan Sita dilancarkan.

Usai melantunkan doa, masing-masing masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan juragan tanah.
Sita dan orang tuanya masuk ke mobil yang datanng menjemput nya.

Abang Sita dan kakak iparnya bersama keluarga lainnya masuk ke mobil yang juga disediakan juragan tanah yaitu Pak Anton.

"Ayo bapak/ ibu kita berangkat jangan ada yang ketinggalan," titah juragan.
Mereka pun berangkai beriringan.

Udara di pagi itu terasa dingin dan sejuk, mentari belum menampakkan sinarnya. Mobil terus melaju meninggalkan Desa Maju yang indah dan asri. Hamparan sawah masih memperindah desa itu.
Suka cita berlabuh di benak mereka terlebih Sita yang sudah mengenakan gaun pengantinnya. Sebentar lagi dia akan menjadi keluarga Amir pemilik perusahaan ternama di kota itu.
***
Di rumah Amir juga sudah siap dengan jas pengantinnya. Dia sudah tidak sabar menunggu Sita yang akan menjadi pendamping hidupnya. Wanita yang dapat menakhlukkan hatinya.

Orang tua Amir dan keluarga dari ayah dan ibunya sudah menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga Sita yang datang.

"Jangan sampai ada yang tidak kebagian makanan ya dik," pesan ibu Amir kepada adik iparnya yang perempuan.

"Siap Kak, tenang saja," balasnya.

Suara mobil sudah terdengar, tetiba jantung Amir berdenyut kencang. Dadanya berdebar tak menentu.

Terima kasih sudah membaca tulisan ini, semoga terhibur.

Bersambung....

Jakarta, 24 Pebruari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun