@Pentigraf (Cerpen Tiga Paragraf)
  Sebelum pandemi covid-19, kami sering melakukan perjalanan ke luar kota. Salah satumya ke puncak. Udaranya yang sejuk dan dingin mebuat kami sangat menikmati suasan tersebut. Malam hari setelah doa bersama, kami bergembira ria dengan bernyanyi dan karaokean. Bagi kaum ibu, walau suara pas-pasan itu tidak menjadi masalah.
  Sehari semalam kami menginap di Villa. Jam 12. 00 kami sudah cek out dari Villa, dan menuju tempat perbelanjaan. Bagi kaum ibu billa tidak belanja rasanya masih ada yang kurang. Bis kami pun berhenti di tempat perbelajaa. Dengan sibuk kami memilih berbagai jenis makanan. Dari sana kami lanjut ke Tajur, untuk memilih berbagai model tas. Aku memilih tas yang akan kupakai saat Natal kaum Ibu di gereja. Sesamapai di rumah tas yang baru dibeli tetap terbungkus plastik dan disimpan di lemari.
  Desember pun tiba. Aku sudah tenang tidak lagi memikirkan tas baru karena sudah ada. Tiba waktunya Natal Kaum Ibu tanggal 22    Desember. Aku sudah berpakaian rapi, siap untuk berangkat. Dengan wajah ceria aku meraih tasku yang sudah lama tersimpan. Pelastik pembungkus tas aku buka dan tas terlihat baru. Namun, saat kupegang aku tersentak dan tak kuduga seperti itu. "Aduh, bagaimana ini tas baruku kulitnya kelupas semua, yah ... aku tidak jadi pakai tas baru," ucapku lirih dan kesedihan berlabuh di hatiku.
Semoga terhibur
Jakarta, 21 Pebruari 2024
Salam literasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H