Menertawakan
@Pentigraf
   Senin pagi dikejutkan berita di grup wa, bahwa salah satu teman SPG telah kembali kepada Sang Pencipta. Rasa duka menyelimuti hati kami semua. Mereka yang dekat dengan rumah almarhum saling kontak, agar pergi melayat. Kabarnya akan dikebumikan hari Rabu. Mereka berjanji akan datang saat acara adat untuk memberi penghiburan dan kekuatan kepada keluarga dan anak-anak yang ditinggalkan.
   Tibalah hari Rabu, aku tidak lupa mengingatkan teman-teman yang tinggal sekampung dengan almarhum, agar mereka tidak lupa melayat dan jangan lupa video call. Siang jam satu teman-teman sudah hadir di sana. Dengan video call kami dapat saling ngobrol dan yang jauh dapat melihat teman yang meninggal. Musik yang sangat kencang, membuat komunikasi tidak lancar. Komunikasi pun terputus, dilanjut setelah mereka pulang melayat.
   Pukul empat sore, aku sampai di rumah dari sekolah. Baru saja duduk melepas lelah telepon berdering, ternyata video call lanjut kembali, kami berbincang panjang lebar, saat itu aku sudah berganti pakaian rumah. Tetiba video call terputus karena ada tamu yang datang. Tamu tersebut aku persilahkan masuk, mereka adalah pengurus lingkungan yang meminta uang sumbangan untuk keluarga yang suaminya meninggal beberapa waktu yang lalu. Saat mereka duduk salah satu dari mereka tertawa melihatku. Aku pun bingung dan bertanya. "Ada apa Bu menertawakanku? tanyaku heran. Dengan tertawa dia menjawab," Hehehe, Ibu bajunya terbalik."
Jakarta, 19 Februari 2024
Salam literasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H