Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ibu Tidak Perlu Kuatir

3 Februari 2024   10:37 Diperbarui: 3 Februari 2024   10:38 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu Tidak Perlu Kuatir

Menggapai Harapan-136

@Cerber

Tante, Mas Amir mau menikah ya, aku tidak setuju aku mencintainya. Aku tidak membiarkan itu terjadi," ucapnya dengan nada meninggi.
Tersentak Ibu Amir mendengar ucapan Vina.
"Vina, jaga sikapmu Amir sudah punya pilihan yang membuatnya bahagia. Aku tidak bisa memaksa anakku," ucap Ibu Amir meyakinkan Vina
"Aku sangat mencintainya Tante," ungkapnya sembari buliran bening mengalir dari netranya.
Ibu Amir semakin tidak menyukai sikap Vina, yang tidak menghargainya lagi.
Tetiba Amir masuk.
"Selamat sore Bu, Amir pulang," ucapnya.
Melihat Vina yang wajahnya murung,  Amir mengerutkan keningnya.
Vina yang melihat kehadiran Amir gegas menghampirinya. Namun, belum.Vina mendekat Amir pergi menghindarinya.
",Bukankah saat itu aku sudah melarangmu datang ke rumah ini, jangan mengganggu kebahagiaanku," seru Amir.
Amir mempersilakan Vina meninggalkan rumah Amir.
"Lihat saja nanti, saya akan datang dipesta pernikahan Mas," ucapnya sembari memberengut.
Ibu Amir menggeleng kepala menyaksikan sikap Vina.
"Duh, tidak menyangka sekeras itu sikap Vina, gimana kalau jadi menantuku, huuuh," bisik Ibu Amir sedih.
Amir menghampiri ibunya dan memeluknya.
"Sudahlah bu, ibu tidak perlu kuatir, semua akan baik-baik saja."
Ibu Amir memeluk.anak kesayangannya, beharap pernikahannya dengan Sita berjalan dengan lancar.
Di kantor, Amir serius dengan pekerjaannya namun tetiba teringat akan Sita. Mereka akan mencoba gaun pengantin yang sudah dijahit. Dia meraih telpon yang ada di meja kerjanya lalu memutar nomor telpon sekretarisnya.
"Hallo, Mbak tolong panggilkan Sita ya, terima kasih," titah Amir di telpon.
"Baik, Pak."
Dia pun melangkah menuju ruang kerja Sita.
"Sit, ceo memanggilmu segere ya," ucapnya.
"Ada apa ya? tanya Sita di benaknya.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Bersambung....
Ciracas, 3 Januari 2024
Salam hangat dari penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun