Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tinggal Selangkah Lagi Berjuanglah demi Cita-citamu

18 Januari 2024   15:16 Diperbarui: 18 Januari 2024   15:27 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tinggal Selangkah Lagi Berjuanglah Demi Cita-citamu.


@Kolom


Untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau diharapkan tidak seperti membalikkan tangan.  Tentu ada niat dan tekad di sana. Tantangan dan kerja  keras harus dilakukan.

Tetapi, bukan hanya kerja keras yang dilakukan, harus disertai dengan doa. Kardna doa meruoakan nafas hidup orang yang percaya kepada Tuhan.

Di sisi lain, ada juga yang berhasil tanpa disertai doa, hanya mengandalkan akal dan pikiran saja. Namun, sebagai umat yang beriman pastilah tidak luput dari doa dan mohon pertolonganNya, karena merasa segala sesuatunya berasal dari Yang Maha Kuasa.

Hanya selangkah lagi!

Kisah ini terjadi pada seseorang yang  entah mengapa tidak ingin menyelesaikan pendidikannya. Saat orang tua bertanya alasan tidak melanjutkan, dia hanya menjawab akan diselesaikan. Tenang saja itu selalu jawabannya.
Keresahan orang tua akan anaknya bergulir terus.
Tidak ada masalah di tempat dia menuntut ilmu. Dia termasuk siswa yang baik, nilainya bagus.
Kedua orang tuanya tidak tinggal diam. Akhir nya ibunya menghubungi dosen pembimbingnya. Ternyata benar, tidak ada masalah.
Pendekatan tetap dilakukan, diberi motivasi akan masa depannya nanti.

Untuk tahap pertama,
akhirnya hatinya terbuka dan mau mengajukan  sidang pertama.
Hasilnya baik, dosen pembimbing selalu mensupport agar lanjut sampai sidang akhir.
Untuk melangkah ke sidang kedua dia harus menyelesaikan sikripsinya.

Di sini terjadi kendala lagi.
Saat ditanya alasannya sama, akan diselesaikan.
Setelah beberapa bulan, ternyata dosen pembimbingnya belum dihubungi lagi. Sementara dosennya sangat berharap agar siswanya segera menyelesaikan sikripsinya bahkan dengan baik bertanya melalui cat di WAnya.  
Ibunya menanyakan lagi alasannya tidak  menghubungi dosen pembinmbing. Jawabnya labtopnya rusak dan lainnya.
Dengan setia ibunya memberi uang agar labtopnya diservis. Beberapa hari labtop sudah bagus.

Tumbuh Kembang.

Sejak kecil tidak pernah ada masalah dari tumbuh kembangnya dan kesehatan juga baik-baik saja.

Pendekatan dari orang tua selalu dilakukan, agar dia terbuka dan mau menceritakan apa yang mengganjal di hatinya.

Akhirnya kesimpulan, ada rasa takut dan tidak berani menghadapi dosen. Dia takut sikripsinya salah dan mengulang lagi dari awal. Ucapan dari teman-temannya terlalu dipercaya.
Orang tuanya mengingatkan kembali tidak seperti itu adannya.
Sikripsi yang salah hanya diperbaiki sesuai dengan hasil bimbingan dosen saja.
Kakak-kakaknya juga sudah menjelaskan ketika mereka mengajukan sikripsi tidak semua diperbaiki hanya yang kurang saja.Tiga orang kakaknya sudah menyelesaikan kuliahnya bahkan sudah bekerja. Mereka bisa memberi penjelasan  terhadap adiknya.
Namun, tetap saja dia begitu tidak mau melanjutkan sikripsinya.

Suatu hari dia curhat kepada kakaknya, ternyata karena dia kuliah di kampus yang tidak dia inginkan. Ayahnya menyarankan kuliah di Swasta yang ada asramanya, agar tidak terpengaruh dengan teman-teman tanda kutip "bandal".
Kakaknya waktu di awal sudah mengingatkan untuk jujur tidak  melanjytkan kuliah di sana, tetapi dia takut ayahnya marah dan tidak mendengarkan orang tua, akhirnya dijalani saja kuliahnya.
Itulah alasannya.

Namun, mengapa tinggal selangkah lagi dia tidak meneruskan.
Kakaknya mengatakan agar orang tua jangan memaksanya. Biarlah dijalani dulu, sampai terbuka hatinya.

Inilah kendala yang dihadapi.
Apa pun dilakukan orang tua untuk keberhasilan anak-anaknya.
Ternyata tidak seperti harapan orang tua.
Sepertinya sia-sia saja, uang kuliahnya selama beberapa semester. Seperti daun kering terbuang begitu saja.

Kalau memang berakhir sampai di situ akhirnya diikhaskan saja.
Hanya doa yang terucap setiap saat. Semoga Tuhan mendamaikan hatinya kepada orang tua dan terbuka lagi niat untuk menyelesaikan kuliahnya.
Kini dia bekerja di PT kakaknya yang baru dirintis.

Penulis berharap bagi pembaca boleh memberikan solusinya.

Terima kasih sudah membaca ulasan ini!

Jakarta, 18 Januari 2024
Salam literasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun