Pengin Menggendong Cucu
Menggapai Harapan-121
@Cerber
Jarum jam menunjukkan pikul 11.
Sambil bersiul dia melangkah ke meja makan.
"Hmm, sedap sekali aroma makanan ini, masakan siapa ini," tanya Amir sambil tangannya menyomot sepotong kue kesukaannya.
Sambil mengunyah makanan Amir menyeruput kopi susu yang masih hangat.
"Bu, Amir pamit dulu," ucapnya sambil bangkit dari kursinya.
Tetiba ibu menghampirinya.
"Nak, gimana calon menantu Ibu, kapan kamu melamarnya Ibu sudah pengin menggendong cucu," tutur Ibu dengan senyum simpulnya.
"Doakan Bu, secepatnya Amir akan melamarnya."
Setelah mencium punggung tangan ibunya, dia meraih tas yang disandarkan di sofa dan melangkah menuju garazi. Amir menyalakan mobil BMWnya perlahan meninggalkan rumahnya.
"Hati-hati Nak," ucap ibu mengiringi kepergian Amir.
Sita yang ternyata  sudah sampai di kantornya sedang asyik ngobrol  dengan Nita. Sebelum mengenal Sita lebih jauh, Nita tidak menyukai Sita. Namun, Sita tidak pernah membencinya. Akhirnya Nita menyesali perbuatannya yang suka mengejek dan memfitnah Sita.
"Ayo Sit kita masuk nanti liftnya ngantri," seru Nita sambil meraih tangan Sita.
Dari parkiran Amir memperhatikan kedua karyawannya yang terlihat ceria.
Gegas Amir turun dari mobilnya. Dipercepat langkahnya mengejar Sita dan Nita.
"Selamat pagi Sita, Nita," Pak Amir menyapa.
Bersambung....
Jakarta, 10 Januari 2024
Salam literasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H