Menggapai Harapan-120
@Cerber
Jarum jam menunjukkan pikul 11. 30.
"Wah, malam semakin larut besok takut kesiangan. Sebelum berebahkan raganya, tak luoa dia melantunkan doa kepada Sang pemilik kehidupan. Usai berdoa Sita merebahkan raganya di pembaringan.
Bayu malam yang berhembus  terasa  dingin hingga ke tulang. Diraihnya selimut tebal lalu ditupi seluruh raganya.
Rasa letih seharian bekerja menbuat kantuknya tak tertahan lagi akhirnya Sita terbuai dalam mimpi.
Suara jangkrik yang bersahut,-sahutan mengiringi Sita dalam tidurnya.
Di sisi lain
Amir masih terbayang akan Sita.
"Pasti dia sudah tidur, semoga tidak ada yang menghalangi cinta kami, terutama si Vivi yang mengaku-ngaku calon istri," Amir bermonolog di benaknya.