Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dia Telah Pergi dan Tidak Kembali Lagi

31 Desember 2023   21:33 Diperbarui: 31 Desember 2023   21:38 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dia Telah Pergi dan Tidak Kembali Lagi

@ Kolom

Dalam kehidupan semua ada waktunya. Ada waktu menanam, ada waktu menuai, ada waktu hujan, ada waktunya panas.  Ada waktunya lahir ada waktunya meninggal, ada waktunya susah ada waktunya senang. Ada waktunya bertemu, ada waktunya berpisah.

Demikian pula yang dialami  penulis.  Beberapa bulan lalu teman mengajar mengalami sakit dibagian payu dara. Setelah diperiksa ke dokter ternyata ada benjolan. Akhirnya dia di rontgen dan periksa darah lengkap.
Hasilnya sangat mengejutkan, temanku dinyatakan cancer payu dara.


Dokter menyarankan harus di kemoterapi. Kemoterapi pun dilakukan hingga beberapa kali namun, hasilnya tidak ada peningkatan yang berarti.
Atas saran dokter harus ada ditindakan yaitu harus diangkat.
Mereka setuju akan saran dokter, semua dilakukan demi kesembuhan temanku yang bernama Ropi.


Bu Ropi mempunyai 3 orang anak, 2 permpuan dan 1 laki-laki.
Bu Ropi sebagai guru honor di SD Swasta. Orangnya baik dan selalu bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan. Dia tidak pernah mengeluh, walau sudah dioperasi. Semangatnya tidak pernah kendur.


Terakhir kami ada pertemuan KKG PAK Cipayung. Bu Ropi tetap hadir walau berjalan sudah memakai alat bantu yaitu tongkat.
Kami bertanya kenapa kakinya pincang, dia menjawab ada saraf kejepit.
Itu hasil pemeriksaan dokter.
Pada tanggal 24 Desember 2023 kami mendapat kabar dari suami Bu Ropi dia masuk rumah sakit.
Keadaannya semakin melemah. Ternyata kankernya sudah menyebar hingga ke kaki. Itu yang menyebabksn Bu Ropi puncang dan memakai tongkat.


Tanggal 26 Desember 2023, kami sempat Vidio Call.
Kami berdoa bersama melalui Vidio Call.
Bu Ropi tampak senang ucapan terima kasihnya dilakukan  dengan melambaikan tangan.
"Bu Ropi tetap semangat ya," ucapku memberi semangat.
Pagi tanggal 31 Desember 2023 aku mendapat kabar melalui WA dari Ibu Kepala Sekolah yang sekolahya berdekatan dengan Bu Ropi bahwa, Bu Ropi telah tiada.


Bagai di sambar petir rasanya saat menerima kabar kepergian Bu Ropi.  Dia telah pergi dan takkan kembali lagi untuk selamanya. Penyakitnya telah sembuh. Kami sangat kehilangan atas kepergiannya. Kedisiplinan dan tanggung jawabnya dalam nenjalankan tugas menjadi teladan bagi kami.


Melalui grup KKG PAK kami sepakati untuk ngelayat dan memberi penghiburan kepada keluarga yang ditinggalkan  almarhum Bu Ropi.
Siang jam 01, di Rumah Duka RS POLRI kami guru-guru PAK Kecamatan Cipayung mengadakan acara ibadah penghiburan.
Dipimpin Bapak Pengawas  Agama Ktisten ibadah penghiburan berjalan dengan penuh haru dan duka yang mendalam.
Air mata tak bisa dibendung, semua yang hadir ngelayat sangat berduka atas kepergiannya.


Di penghujung tahun 2023 engkau pergi meninggalkan dunia fana ini.
Selamat jalan Bu Ropi, engkau sudah senang di Sorgamu.
Kenangan indah selama kita bersama tidak akan terlupakan.

Jakarta, 31 Desenber 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun