Natal kaum ibu bernuansa merah.
Keseruan saat merayakan Natal kaum Ibu di gereja penulis adalah saat ibu-ibu lansia ke depan altar membacakan ayat suci yang dibagikan. Ada yang lancar dan ada juga yang tersendat membacanya. Namun tidak mengurangi sukacita ibadah Natal.
Selain pembacaan ayat suci, ada juga membaca puisi, tor-tor, liturgi situasional dan juga drama tentang pertobatan. Pemeran drama ada yang sudah lansia. Lakonnya membuat jemaat tertawa dan sangat menghibur.
Sebelum khotbah semua jemaat menyanyikan malam kudus dengan penyalaan lilin. Saat lilin menyala lampu dipadamkan dan semua jemaat berdiri. Suasana inilah yang sangat berkesan. Menyanyikan Malam Kudus dinyanyikan dengan kusuk mengingat Yesus yang lahir di palungan di kandang domba. Tidak ada tempat Maria dan Yusuf untuk menginap. Yesus yang lahir intuk menebus manusia dari dosa.
Setelah menyanyikan Malam Kudus pendeta menyampaikan khotbah tentang kelahiran Yesus.
Pembagian bingkisan Natal diberikan setelah kotbah selesai. Â
Bingkisan Natal diberikan kepada pendeta, ketua setiap kelompok paduan suara (koor), guru koor atau pengajar koor, dan  dorprize kepada semua yang hadir dengan mengundi nomor.
Nomor didapat dari tatakan lilin yang diberikan kepada semua yang hadir. Akhir acara pembagian konsumsi. Perayaan Natal berakhir dengan sukacita dan damai.
Jakarta, 23 Desember 2023
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H