"Ibu, kami merepotkan ya, maafkan kami ya Bu," seru Vivi dan Nita.
Ibu Sita hanya terseyum sambil mengelengkan kepala tandanya tidak merepotkan. Akhirnya mereka melangkah ke meja makan yang sudah berganti baru. Beberapa perabot rumah yang lama sudah disingkirkan. Rumah yang lama sudah terlihat baru setelah direnovasi.
"Wah, ada ikan asin, aku suka bangat," tetiba Amir berucap.
Wajahnya mengembang, lalu meraih ikan asin menaruh di piringnya. Usai melatunkan doa mereka pun menikmati makanan dengan lahap.
Melihat tingkah Amir gelak tawa terdengar di ruang makan. Jarum jam tepat di angka delapan. Malam semakin bergulir, Amir dan kedua kariawannya berpamitan kepada orang tua Sita dan juga kepada Sita. Amir sebagai CEO mereka meminta Sita masuk kembali bekerja. Dia berjanji tidak akan membuat Sita kecewa.
"Bu, Pak, kami izin dulu ya, terima kasih sudah menjamu makan malam," seru Vivi dan Nita serta Amir. Usai bersalaman mereka melangkah ke luar menuju mobil Amir yang terparkir di halaman rumah Sita.
Amir melajukan mobilnya perlahan. Lambaian tangan mengantar kepergian mereka. Mobil semakin jauh hingga tak terlihat lagi. Sita dan kedua orang tuanya kembali masuk rumah dengan sukacita. Sita izin masuk ke kamarnya. Di dalam kamar dia merebahkan garanya sembari wajah mengembang. Bahagia berlabuh di benaknya.
Bersambung....
Semoga terhibur!
Jakarta, 11 Desember 2023
Salam literasi