Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ternyata Dia Datang Juga

10 Desember 2023   22:58 Diperbarui: 10 Desember 2023   23:01 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Ternyata Dia Datang Juga

Menggapai Harapan-100

@Cerber

Senja telah tiba, warna jingga menghiasi desa Sita dan Devan. Burung Gereja terbang kian kemari di atas dahan yang rindang.

Sita dan Devan berpisah menuju rumah masing-masing.

"Sampai ketemu lagi Sit," ucap Devan yang sangat mencintainya.

Dipandanginya punggung Sita hingga tak terlihat lagi.

"Ah, ternyata aku kurang cepat mengungkapkan isi hatiku," bisik Devan dengan nada sedih.

Langkahnya lunglai seperti tak berdaya. Nama Sita sudah terpatri di hatinya, tak bisa digantikan dengan wanita lain.

"Aku tetap datang bermain ke rumah Sita, mungkin dia hanya berpura-pura."

Sepanjang jalan pulang Sita merasa tidak enak terhadap Devan. Ternyata Devan sangat mencintainya. Tidak jauh dari rumah Sita menghentikan langkahnya, di depan rumahnya terparkir mobil yang tidak asing baginya, Jantungnya berdegup kencang keringat dingin mulai bercucuran.

"Aduh ngapain lagi dia datang? sebenarnya aku masih berharap kepadanya namun, terkadang dia suka membuat jengkel."

Ternyata dia datang juga!" Akhirnya Sita melangkah menuju pintu belakang. Perlahan dibukanya pintu, belum lagi pintu terbuka seseorang mendorong dari dalam.

Tetiba dibulatkan netranya dan menutup mulut dengan kedua tangannya.

"Sita, Vivi," mereka saling memanggil nama. Vivi memeluknya erat raga Sita, mereka saling berpelukan melepas rindu.

"Ngapain kamu di belakang Sit, kamu bersembunyi ya? tanya Vivi penasaran.

Sita menjelaskan yang sebenarnya.

Mendengar penjelasan Sita, Vivi mengangguk tanda setuju.

"Ayo, kita ke dalam, ada kejutan buat kamu," tutur Vivi semabri meraih tangan Sita. Degup jantung Sita kembali bertalu-talu dia berusaha menetralkan perasaannya.

Nita yang duduk tetiba bangkit dari kursinya lalu melangkah menghampiri Sita.

"Sit, maafkan aku ya, aku sudah banyak menyakitimu," ungkapnya liri dan langsung memeluk Sita erat.

Sita yang baik hati dan tidak pendendam, gegas menyambut pelukan Nita. Bahagia menyelimuti mereka semua.

Amir bergeming namun, netranya tertuju kepada Sita. Netra mereka beradu. Amir tersadar dari diamnya. Tetiba Amir beranjak dari kursinya melangkah menghampiri Sita.

Bersambung....

Semoga pembaca terhibur.

Jakarta, 10 Desember 2023

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun