Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Memberanikan Diri

9 Desember 2023   00:02 Diperbarui: 9 Desember 2023   00:45 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Memberanikan Diri
Menggapai Harapan-99

@cerber

Sita anak yang baik dia tidak pernah membalas kejahatan teman yang selalu mengejeknya.

"Vi, aku sangat menyesal sekali sudah membuat Sita sedih. Baru menyadari saat Sita tidak ada ruangan kita sepi.

"Benar Tin, makanya jangan suka cemburu tidak beralasan, menyesal sendiri
jadinya," imbuh Vivi.

"Vi, kamu tahu tidak rumah Sita, kuta ke sana yok," ajak Tina sembari mersih tangan Vivi.

Vivi juga sudah rsk sabar bertemu dengan Sita. Apakah CEO benar-benar mau mengajak Vivi ke rumah Sita. Itu yang terbersit di hati Vivi.

"Oh, ya Tin, Hari Minggu aku  dan Pak Amir bermaksud ke rumah Sita mau ikut tidak? tanya Vivi lirih.

"Mau, mau tapi.... Pak Amir izinin tidak," balas Tina sedih.

"Besok kita coba ya Tin, semoga CEO mengizinkan," jelas Vovi.

Tina berharap CEO mengizinkannya menemui Sita.

Di sisi lain, Sita sudah mantap berhenti dari pekerjaannya. Untuk meiDia menghampiri ibunya.

"Bu, izin ya Sita main ke rumah Mila sudh lama tidak  bertemu."

Sebelum meninggalkan rumah Sita meraih dua sisir pisang ambon yang sudah matang hasil dari kebon sendiri

Usai berpamitan Sita pun melangkah menuju rumah Mila. Perjalanan ke rumah Mila, sangat memanjakan mata. Gemericik air yang  mengalir di parit dan ikan kecil terlihat berkejar-kejaran dialiran air yang jernih membuat Sita merasa terhibur dan rileks.

Namun, tujuan utama inhin menghampiri Mila tidak terlupakan. Sampai di ujung jalan menuju rumah Mila, Sita dikejutkan seorang pemuda tampan yang tidak asing baginya.

"Hei, Sita!" Kok jalan sendirian mau kemana?"  tanyanya.

"Eh, kamu Devan? kagetin saja! Yok ke rumah Mila, masih kenal tidak? tanya Sita.

Devan  merasa tersanjung akhirnya Sita mengajaknya juga.

"Hm, inilah kesempatanku mengutarakan isi hatiku aku harus memberanikan diri" monolognya di hati.

"Sit, sebelum ke rumah Mila, yok kita ke bawah pohon rindang itu, mentari terasa membakar kulitku," ucap Devan beralasan.

Sita yang orangnya polos menuruti ucapan Devan.

"Benar Van, panas sekali rasanya," balasnya sembari melangkah menuju pohon rambutan yang rindang.

Ada bongkahan kayu yang sengaja diletakkan orang di bawah pohon rambutan.

"Huh, sejuk sekali di sini, bayu yang bertiup menyegarkan sekali," ucap Sita sembari menghalau rambutnya yang menutupi wajahnya.

Tetiba Devan menghampirinya dan meraih tangannya.

"Sit, aku ingin mengungkapkan perasaanku, aku sangat mencintaimu!" maukah jadi pacarku," ucapnya sembari berjongkok di hadapan Sita.

Tersentak Sita mendengar ungkapan hati Devan yang begitu tulus.

Bersambung....
Jakarta. 8 Desember 2023
Salam  Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun