Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sifat Kekanakan

3 Desember 2023   21:47 Diperbarui: 3 Desember 2023   21:52 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sifat Kekanakan

Menggapai Harapan-94

@Cerpen

maaf saya ada perlu dengan kariawan saya," imbuh Amir sembari membawa Sita keluar dari ruang rapat.
"Sita tunggu," teriak Devan kecewa.
Dengan gegas Amir melangkah sembari memegang pergelangan tangan Sita.
"Pak, lepaskan tangan saya kenapa seperti anak kecil," seru Sita menberanikan diri.
Sita berusaha menarik tangannya dari genggaman Amir, namun pegangan Amir sangat kencang.
"Tidak, saya tidak akan melepaskanmu, tak satu pun lelaki kubiarkan mendekatimu," balas Amir.
"Maafkan aku Devan," Sita bermonolog di benaknya.
Persahabatan dari kecil sirna seketika. Sita akan meminta maaf kepada Devan.  Sikap CEO membuat Sita tidak nyaman. Dia berniat ingin berhenti bekerja, agar tak bertemu lagi dengan Amir.
Sita sudah berada di ruang kerjanya. Rasa dongkol masih merajai benaknya.
"Hai, Sit, kok bengong saja ada apa? tanya Vivi menghampirinya.
Sita bergeming, dia tidak  merespon Vivi sahabatnya.
"Hm, apa kataku sudah tau rasa kan dikerjain sama Pak Amir!" celetuk Tina tiba-tiba.
Tina merasa senang melihat  Sita yang hanya diam.
"Huh, nyambar saja belum tahu masalahnya," ucap Vivi sembari menoleh Tina.
Jam istirahat pun tiba, bergegas kariawan beranjak dari kursinya menuju kantin. Sebagian ada yang ke restauran yang tidak jauh dari kantor mereka.
"Sit, bawa bekal tidak makan yok," ajak Vivi.
Sikap Amir yang kekanakan membuat Sita tidak merasa lapar. Dia merasa bersalah kepada Devan.
Keegoisan Amir tidak bisa diterimanya.
Di ruang kerjanya Amir melihat jam di tangannya.
"Wah, sudah waktunya istirahat, aku akan mengajak Sita makan siang," gumamnya di hati.
Dia pun bergegas meninggalkan ruang kerjanya. Sesampai di ruang kerja Sita, dia tidak melihatnya. Sedang Vivi ada di sana sembari makan dengan bekal yang dibawa dari rumah.
"Vivi, mana  kemana Sita bukankah kalian selalu bersama?" tanya Amir heran.
"Sejak selesai rapat tadi Sita tidak mau diajak bicara pak, bahkan mskan.pun dia tidak," tutur Vivi.
Tanpa pamit Amir bergegas melangkah mencari Sita namun, tidak ada. Setiap kariawan yang bertemu ditanya kalau-kalau bertemu dengan Sita. Tak satu pun yang melihat Sita.
Amir mulai panik, dia tidak menyadari sikapnya yang membuat Sita sedih.
Bersambung....
Jakarta, 3 Des 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun