Usai memarkir mobilnya Amir dan Sita melangkah masuk ke dalam rumah.
Sita menyalami dan mencium punggung tangan ibunya. Amir juga turut menyalami tangan Ibu Sita.
"Ayo silakan duduk Nak," titah ibu Sita.
Amir menggangguk sembari meletakkan bobotnya di kursi yang warnanya sudah buram.
Amir dengan sopan bertanya tentang bahan bangunan yang menumpuk di depan rumah.
Ibu Sita menceritakan rencana merenovasi rumah mereka. Itu pun yang dilakuan oleh Ridwan anak sulungnya yang baru saja pulang.
Amir mengerutkan keningnya saat mendengar anak sulung.
"Ternyata Sita mempunyai Abang," gumamnya.
Sita yang pergi ke dapur sudah kembali dengan nampan berisi tiga gelas teh hangat.
"Ayo Nak diminum mumpung lagi hangat," ucap ibu Sita sembari menyuguhkan kepada Amir.
"Kebaikan dan keramahan ibu Sita membuat Amir semakin suka kepada Sita dan keluarganya.