Akhirnya Dia Menyambutku
Menggapai Harapan-80
@Cerpen
Ibu Citra sudah sangat baik kepadanya tanpa bantuan mereka Sita tidak bisa meraih gelar S1 dan bekerja di perusahaan besar.
Ayo, Nak silakan kalian berbagi pengalaman saya mau istirahat dulu," ucap Ibu Citra.
Sebelum ke kamar Ibu menghampiri Bibi ke dapur untuk membuatkan minuman
kepada Sita dan Citra. Tidak lama Bibi datang membawa dua gelas sirup.
"Eh, Nak Sita, ke mana saja? lama tidak main? tanya Bibi sembari meletakkan
minuman ke atas meja dan menyuguhkan minumannya.
"Ya, Bi ada kerjaan. Terima kasih Bi minumannya," balas Sita sembari beranjak
dari kursinya menyalami Bibi Citra. Bibi pun pamit meninggalkan Sita dan Citra.
"Sit, gimana pengalaman di tempat kerjamu pasti asyik ya?" atau sudah ada
yang pendekatan nih," tanya Citra serius.
Tetiba Sita tersedak saat dia minum.
"Kenapa kamu Sit?"
"Tidak kok tidak apa-apa hanya tersedak saja," imbuhnya.
Dia tersentak saat Citra bertanya sudah ada yang naksirnya.
"Seperti punya indra ke 6 saja Citra ini!" ucap Sita di benaknya.
"Citra pasti yang sudah ada. Jangan lupa undangannya ya," balas Sita sembari
melengkungkan bibirnya.
"Hm, jangan-jangan kamu yang sudah ada. Jangan lupa undangannya ya," balas Citra.
Citra dan Sita asyik dengan kisahnya dalam pekerjaan masing-masing, hingga
senja tiba.
Langit mulai gelap mentari bergulir ke dalam peraduannya dengan enggan,
gelapnya malam menyambutnya.
Sita beranjak dari kursinya, ia berpamitan hendak pulang. Tetiba ibu Citra datang
dari dapur menghampiri mereka.
"Tetima kasih Bu, sudah gelap pasti ayah dan ibu sudah menungguku," balasnya
sembari menyalam ibu Citra.
Citra dan Sita kembali berpelukan, mereka akan berpisah lagi.
"Kalau ada waktu kita akan bertemu lagi," ucap Sita sembari melerai pelukannya.
Sita melangkah ke luar, dia pun meninggalkan rumah Citra dengan wajah yang
mengembang.
Sembari melangkah, Sita menyaksikan pemandangan yang menakjubkan.
Di awan dia melihat burung terbang dengan bergerombol kian kemari.
"Hai Sit dari mana?" Kevin memanggil dengan tiba-tiba.
Sita menoleh ke arah orang yang memanggilnya.
"Hei, Kevin ternyata kamu yang memanggilku, dari mana kamu? tanya Sita.
Kevin menceritakan dia baru dari rumah teman lamanya.
"Sit, ada waktu tidak aku mau mengajakmu," ucap Kevin.
Kevin sudah lama menyukai Sita, dia ingin mengungkapkan isi hatinya.
"Hm, boleh datang saja."
Kevin tidak bisa menyembunyikan kegemberiraannya.
"Terima kasih ya Sit, aku akan datang," serunya sembari melengkungkan
bibirnya.
 Mereka pun melangkah menuju rumah masing-masing.
"Akhirnya dia menyambutku," gumam Kevin di benaknya
Bersambung....
Jakarta, 161123
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H