Mengapa Harus Berebut?
@Kolom
Sering kali kita mengalami ketidaknyamanan saat menghadiri pesta, baik pernikahan atau syukuran.
Terlebih lagi pada acara tersebut makanannya dibuat resepsi/prasmanan sehingga terjadi antrian panjang. Namun, sangat disayangkan  ada yang tidak sabar dalam antrian tersebut. Penyebabnya ada dua kemungkinan.
Yang pertama sudah sangat lapar  dan kedua takut tidak kebagian.
Pengalaman penulis yang sangat tidak nyaman antrian mengambil makanan. Sudah dibuat  dua jalur kiri dan kanan. Tetapi yang lain datang membuat jalur baru, menjadi tiga jalur. Akhirnya menjadi ramai.
"Loh, kok jadi tiga jalur, harusnya  kebelakang donk ikut ngantri," ucap seorang ibu yang antri di jalur dua.
Eh, malah yang membuat jalur ketiga nyerobot masuk ke jalur dua. Seorang ibu tetiba mendorong lagi ke jalur dua, dengan gayanya berkata:" kami yang duluan baris kok saya diserobot," ucapnya sambil menyalip yang di depannya. Akhirnya ibu yang di depannya mengalah . Dari pada ribut dia mengalah saja. Ibu yang mengalah menjadi antrian paling belakang.
Bukan hanya soal antrian, ini tentang mengambil makanan. Â Yang antrian di depan ada juga yang tidak perhitungan dan tidak memikirkan orang yang dibelangkangnya. Dia ambil banyak makanannya hingga piringnya munjung, sementara yang di belang tidak kebagian. Yang mirisnya lagi makanan yang mengambil banyak ternyata tidak habis. Dengan enaknya dia menumpukkan piringnya ke piribg kotor bersama makanan yang tersisah banyak. Sementara temannya yang lain tidak kebagian makanan.
Itulah masalah kalau saat pesta atau syukuran dibuat prasmanan. Penulis lebih memilih kalau makanan  dikotak.
Walau masih ada yang meminta jatah lebih tetapi lebih tertib
Banyak diantara kita yang belum sadar akan hal-hal seperti itu. Mengapa harus berebut?" Kalau tertib kan lebih enak dan nyaman.Tidak ada yang tersakiti.