Tidak PerduliDengan Kehidupanku
Menggapai Harapan-73
Aduh, kok malah menungguku. Bukannya menjauhiku setelah tahu keadaanku. Ternyata dia tidak perduli dengan kehidupanku," Sita bermonolog.
Wajah Sita memberengut, pupus sudah harapannya. Dia berpikir saat CEO mengetahui keadaannya, dia pasti mundur
Sesampai di parkiran, Sita mempercepat langkahnya. Ia tidak menoleh ke kanan mau pun kiri. Sembari berjalan ia menunduk. Saat di depan lift seseorang meraih tangannya.
Sita tersentak Ia menoleh orang yang maraih tangannya.
"Eh, Bapak," ucapnya sembari menarik tangannya.
Namun, CEO terlalu kencang memegang tangannya.
"Aku tidak akan melepaskan tanganmu, menurut saja," titah Amir.
Pintu limft terbuka gegas CEO masuk sembari memegang tangan Sita.
"Untung pakai lift khusus CEO, sehingga tidak banyak yang menyaksikan kami berdua," batin Sita.
Tidak lama pintu lift terbuka mereka sudah  sampai di lantai 3 tempat CEO dan Sita bekerja
"Nanti jangan lupa makan siang bersama. Bekal yang kamu bawa berikan saja kepada temanmu."
Tetiba kepalanya cenat-cenut. Permintaan CEOnya tidak terbantahkan.
Sita tidak menjawab dia hanya bergeming.
Bersambung....
Jajarta, 81123
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI