"Sita, tidak usah bingung, aku juga dulu begitu. Masih ada waktu, mari kita buat presentasinya."
Vivit mengajari Sita cara mempresentasikan laporan kerjanya. Dengan serius Sita  memperhatikannya. Sita anak yang pintar, sebentar saja dia sudah paham.
"Terima kasih ya Vit, kamu baik sekali," imbuhnya.
"Nita yang melihat Vivit kompak dengan Sita, mencibirkan bibirnya.
"Huh, katanya pintar, tapi begitu saja tidak bisa," sindirnya.
Sita tidak menganggapi ucapan Nita. Dia serius mempersiapkan presentasinya.
Sebelum rapat dimulai mereka sudah berada di ruang rapat.
Ternyata dari perusahaan lain juga ada di sana. Sita menarik napas panjang dan membuangnya perlahan. Diremas-remas jemarinya yang sudah keringat. Dadanya berdebar.
 "Semoga  aku bisa dan tidak grogi," monolognya di hati.
Saat itu CEO belum mengenal Sita. Dia bertanya kepada sekretarisnya.
"Siapa gadis yang di ujung sana? Saya belum pernah melihatnya," tanya CEO dengan berbisik.
Sekretaris menjelaskan bahwa Sita pegawai baru.