Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Menganggap sebagai Saudara

21 Oktober 2023   07:18 Diperbarui: 21 Oktober 2023   07:21 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Menganggap sebagai saudara
Menggapai Harapan-57

@Cerpen

Dia berharap bisa mencari pekerjaan bersama-sama dengan Sita sahabat karibnya.

Citra sudah menganggap Sita sebagai saudaranya. Ia tidak ingin jauh dari Sita. Mereka dua sahabat yang tidak terpisahkan.

Usai makan Ibu Citra beranjak dari kursinya melangkah ke kasir membayar makan mereka.

"Ayo, kita pulang sudah makan semua?" tanya Ibu Citra.

Saudara Citra pulang dengan suka cita. Citra tidak kalah senangnya. Sesampai di rumah Citra berganti pakaian langsung membersihkan tubuhnya. Rasa lelah menghapiri tubuhnya.

"Bu, Pak, Citra istirahat dulu ya," pintanya.

Direbahkannya tubuhnya di atas lasurnya.

"Akhirnya aku bisa istirahat. Rasa lelah seharian membuat tubuhku pegal," monolognya di hati.

Netranya yang sudah berat akhirnya Citra terlelap dalam tidurnya.

***

Pagi yang cerah terdengar kicauan burung bersahut-sahutan di dahan rindang yang tumbuh di samping rumah Sita.

"Aduh, jam berapa ini?" Aku kesiangan," imbuhnya di hati.

Sita bangkit dari tidurnya ia tidak lupa melantunkan doa kepada Sang pemilik kehidupan. Sita beranjak dari kamarnya menuju ke dapur. Ternyata Ibunya sudah lebih dahulu bangun.

"Selamat pagi Bu, maaf Sita kesiangan," ucapnya sembari menghampiri ibunya yang sudah menyiapkan bumbu ayam yang akan di masak.

"Pagi juga Nak, mari bantu Ibu," tukas ibu.

Sita pun membantu ibunya mengupas beberapa buah kentang.

Bumbu yang sudah diulek lalu ditumis dengan minyak goreng. Setelah bumbunya wangi, ibu memasukkan ayam kedalam wajan. Kemudian ditutup. Kemudian santan dimasukkan ke dalam wajan sambil di aduk-aduk agar matangnya rata. Daging ayam yang sudah empuk pertanda sudah matang. Gulai ayam pun matang. Wajan diturunkan dari tungku daging ayam dimasukkan ke dalam panci.

Mentari semakin meninggi, Sita dan kedua orang tuanya bersiap-siap ke rumah juragan. Selain membawa daging ayam mereka juga membawa pisang ambon yang baru dipanen.


Bersambung....
Jakarta, 21 Oktober 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun