Pemberian Ibu
Menggapai Harapan-54
@Cerpen
"Ayo, masuk," titahnya kepada Ridwan dan Rendra.
Rendra memapah Ridwan masuk ke dalam mobil.
CEO melajukan mobilnya meninggalkan rumah sakit menuju rumah Ridwan. Lebih kurang satu jam mobil pun tiba di rumah Ridwan. Rumah kontrakan sederhana. Dia tinggal bersama-sama temannya yang bekerja sebagai tukang bangunan.
 Tiba di halaman rumah mobil pun berhenti. Rendra membuka pintu mobil menuntun Ridwan keluar dari mobil
Melihat mobil parkir di halaman rumah Ridwan, teman-temannya keluar melihat orang yang datang.
"Hai Ridwan, ada apa denganmu kami semua menghawatirkanmu?" sergahnya sembari bergegas menyambut kedatangan Ridwan.
Mereka memapah Ridwan masuk ke dalam rumahnya. Tetiba Ridwan menghentikan langkahnya. Ia menghampiri CEO yang berdiri di samping mobilnya.
"Terimah kasih Pak, atas kebaikannya. Kiranya Tuhan melimpahkan berkatnya kepada Bapak," ucapnya sambil menyalami CEO. Netranya yang sembab tidak bisa dibendung. Buliran bening membasahi pipinya.
CEO masuk ke mobil lalu melajukan perlahan hingga menghilang dari pandangan Ridwan serta teman lainnya.
Ridwan yang sudah rindu kembali ke rumahnya merasa senang. Perlahan-lahan dibersihkannya rumah yang sudah berdebu.
,"Ridwan, jadi beberapa hari ini kamu dirawat di rumah sakit ya, maafkan kami ya!" kami tidak datang besuk karena, kami tidak tahu.
"Ya sudahlah aku juga tidak menyangka harus dirawat begini, untung masih tertolong,Bosku sendiri yang menolongku bersama anak buahnya."
Akhirnya Ridwan menceritakan semua yang dialaminya, pimpinannya baik sekali kepadanya.
"Semoga lekas sembuh ya kawan, supaya bhmembuat Ridwan menutupi seluruh tubuhnya dengan sarung. Saat meraih sarung Ridwan jadi terbayang akan ibunya. Kerinduan kepada ibunya semakin membuncah. Ketika hendak meratau ibunya memberikan sarung itu kepada Ridwan.
"Ibu, maafkan anakmu ini, aku tidak lupa kepada kalian, doakan anakmu ini ibu, Ridwan akan pulang Bu, hiks, hiks, hiks,"memb7ncah ucap Ridwan sembari berurai air mata.
Malam semakin merangkak, netranya yang lelah membuat Ridwan terpejam. Ia pun tidak tahu lagi apa yang terjadi.
Bersambung....
Jakarta, 18 Oktober 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H