Mentari memancarkan sinar nya. Burung-burung menyambut pagi dengan nyanyian merdunya.
Sita bersiap-siap hendak ke sawah. Ayah membawa cangkul dan arit. Hari Sabtu Sita tidak kuliah, dia tidak segan membantu ayahnya. Sita membawa minum dan bekal di sawah.
Sita dan Bapak berangkat setelah berpamitan dengan ibu. Tak lupa Sita menutup pintu belakang.
Fajar pagi mengiringi perjalanan Sita dan Bapak menuju tempat mencari sesuap nasi.
Sita seorang Mahasiswa yang tidak pernah memandang statusnya terjun ke sawah menemani bapaknya. Kasih sayang kepada orang tuanya tidak akan berubah.
 Senja telah tiba Sita pulang lebih dahulu. Dia harus menyiapkan makan malam dan menyiapkan air hangat buat Ibunya.
"Pak, Sita pulang dulu ya, mau masak dan menyiapkan air hangat buat mandi Ibu," pamitnya sambil mencium punggung tangan bapaknya.
"Baiklah Nak, hati-hati di jalan," balas bapak sambil mengulas senyum.
Sita meninggalkan bapaknya melangkah pulang ke rumah. Sesampai di rumah Sita membuka pintu belakang. Bergegas ia menuju kamar mencari ibunya. Ternyata ibunya sedang duduk-duduk menjahit sarung yang sudah sobek. Sarung penutup kepala saat pergi ke sawah.
"Ibu, sedang apa? Ibu sudah kuat sehingga bisa megang jahitan? tanya Sita.
"Ibu tidak apa-apa Nak, Ibu sudah baikan," balasnya.