Merintih Kesakitan
Menggapai Harapan-49
@Cerpen
"Lukman, cari Pak Burhan sampai dapat, di harus bertanggung jawab atas perbuatannya," titahnya dengan nada meninggi.
Bergegas mereka menuju gudang tempat Ridwan disekap.
Pintu lift sudah terbuka, dengan langkah cepat mereka menuju gudang.
"Ayo, gudangnya ada di sana," ucap Eni sembari melangkah.
Di dalam gudang Ridwan merintih kesakitan. Diedarkan netranya keseluruh ruangan namun, tampak gelap. Kaki dan tangannya terikat.
"Siapa yang melakukan ini? Apa salahku?" gumamnya di hati.
Dari luar ada suara yang memanggil namanya namun, dia tidak bisa menjawab. Mulutnya masih tertutup lakban. Tetiba pintu terbuka.
"Ridwan apa yang terjadi, Siapa yang melakukan? tanya Mbak Eni.
"Ayo cepat bawa dia ke Rumah sakit," titah CEO
Gegas tubuh Ridwan diangkat. Mereka membawanya ke mobil. Ridwan pun dilarikan ke Rumah Sakit.
Setiba di rumah sakit Ridwan dibawa ke UGD, tim medis gegas memeriksa Ridwan.
"Tolong dok, berikan pengobatan yang terbaik," ungkap CEO sopan.
"Baik Pak, tolong keluarga menunggu di luar kami akan memeriksa pasien," pinta dokter yang dikira keluarga CEO.
Mereka keluar dari ruang UGD menuju ruang tunggu. Dengan cemas mereka melihat kondisi Ridwan. Beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruang UGD.
Belum saja dokter memangil keluarga Ridwan, CEO dan Eni gegas menghampiri dokter.
"Bgaiamana keadaan Ridwan dokter, apakah dia baik-baik saja? tanyan Eni dan CEO.
"Ya, Ridwan abaik-baik saja tidak ada yang serius, sebentar lagi bisa dibesuk" imbuh dokter.
"Baik dok terima kasih," jawab mereka serentak.
Eni kembali ke tempat duduknya, sementara CEO melangkah menyelesaikan administrasi. Usai membayar administrasi dia pun kembali ke ruang tunggu. Dia tidak menemukan Eni sekretarisnya.
"Kemana Eni, kok tidak berpamitan? tanyanya di hati. CEO melangkah ke ruang perawatan Ridwan setelah bertanya kepada salah satu pebawainya. CEO melangkah menuju ruang perawatan Ridwan. Dibukanya pintu dan melongokkan kepalanya ke dalam ruangan, dia pun masuk setelah melihat Eni ada di dalam ruangan.
Bersambung....
Jakarta, 10 Oktober 2023
Salam literasi