Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Merintih Kesakitan

10 Oktober 2023   07:31 Diperbarui: 10 Oktober 2023   07:41 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merintih Kesakitan

Menggapai Harapan-49

@Cerpen

"Lukman, cari Pak Burhan sampai dapat, di harus bertanggung jawab atas perbuatannya," titahnya dengan nada meninggi.

Bergegas mereka menuju gudang tempat Ridwan disekap.

Pintu lift sudah terbuka, dengan langkah cepat mereka menuju gudang.

"Ayo, gudangnya ada di sana," ucap Eni sembari melangkah.

Di dalam gudang Ridwan merintih kesakitan. Diedarkan netranya keseluruh ruangan namun, tampak gelap. Kaki dan tangannya terikat.

"Siapa yang melakukan ini? Apa salahku?" gumamnya di hati.

Dari luar ada suara yang memanggil namanya namun, dia tidak bisa menjawab. Mulutnya masih tertutup lakban. Tetiba pintu terbuka.

"Ridwan apa yang terjadi, Siapa yang melakukan? tanya Mbak Eni.

"Ayo cepat bawa dia ke Rumah sakit," titah CEO

Gegas tubuh Ridwan diangkat. Mereka membawanya ke mobil. Ridwan pun dilarikan ke Rumah Sakit.

Setiba di rumah sakit Ridwan dibawa ke UGD, tim medis gegas memeriksa Ridwan.
"Tolong dok, berikan pengobatan yang terbaik," ungkap CEO sopan.

"Baik Pak, tolong keluarga menunggu di luar kami akan memeriksa pasien," pinta dokter yang dikira keluarga CEO.
Mereka keluar dari ruang UGD menuju ruang tunggu. Dengan cemas mereka melihat kondisi Ridwan. Beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruang UGD.

Belum saja dokter memangil keluarga Ridwan, CEO dan Eni gegas menghampiri dokter.

"Bgaiamana keadaan Ridwan dokter, apakah dia baik-baik saja? tanyan Eni dan CEO.

"Ya, Ridwan abaik-baik saja tidak ada yang serius, sebentar lagi bisa dibesuk" imbuh dokter.

"Baik dok terima kasih," jawab mereka serentak.

Eni kembali ke tempat duduknya, sementara CEO melangkah menyelesaikan administrasi. Usai membayar administrasi dia pun kembali ke ruang tunggu. Dia tidak menemukan Eni sekretarisnya.

"Kemana Eni, kok tidak berpamitan? tanyanya di hati. CEO melangkah ke ruang perawatan Ridwan setelah bertanya kepada salah satu pebawainya. CEO melangkah menuju ruang perawatan Ridwan. Dibukanya pintu dan melongokkan kepalanya ke dalam ruangan, dia pun masuk setelah melihat Eni ada di dalam ruangan.

Bersambung....
Jakarta, 10 Oktober 2023
Salam literasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun