Terkuak Sebuah Kejahatan Yang Berencana
Menggapai Harapan-48
Usai menyekap Ridwan mereka pun segera pulang. Ridwan belum sadarkan diri. Tinggallah dia sendiri di dalam Gudang yang gelap.
Pagi pukul 08. 00 WIB karyawan sudah berdatangan, Mbak Eni sekretaris Ceo juga sudah datang. Setiap pagi selalu ada ucapan salam dari Ridwan. Ia selalu datang lebih awal dari yang lain. Dia harus membersihkan ruangan Ceo. Kali ini tidak ada sapaan dari Ridwan.
"Kemana ya Ridwan? Tidak biasanya dia datang terlambat, apa dia sakit?" tanyanya dalam hati.
Mbak Eni melangkah ke ruang Ceo yang masih terkunci. Ia pun mengambil kunci dari laci mejanya lalu membuka pintu ruang Ceo. Eni mempunyai kunci ruang CEO, karena ia juga harus mempersiapkan file yang diperlukan CEO.
"Selamat pagi Pak," sambut Mbak Eni kepada CEO yang baru saja tiba.
CEO tidak melihat kehadiran Ridwan yang biasanya menyapanya saat CEO telah sampai di kantor. CEO menghampiri Mbak Eni sekertarisnya menanyakan keberadaan Ridwan.
"Maaf Pak, saya juga belum melihat saat aku sampai," ucap Eni sopan.
CEO Kembali ke ruangannya, dia meraih tumpukan kertas di mejanya. Usai diperiksa File itu pun ditanda tangani.
Didala Gudang Ridwan tersadar, ruangan sangat gelap. Ridwan merintih kesakitan.