Merindukan Anak Sulung
Menggapai Harapan-46
@Cerpen
Dia pun merebahkan tubuhnya. Netranya yang terasa berat membuat Sita terlelap dalam mimpinya. Namun, embusan bayu yang masuk melalui celah-celah jendela membuat Sita gigil, diraihnya selimut tebal menutupi seluruh tubuhnya.
Pagi pukul lima Sita terbangun dari tidurnya, nyanyian burung terdengar merdu menyambut pagi yang indah. Usai melantunkan doa, Sita merapikan ranjangnya ia pun beranjak dari kamarnya.
Dilangkahkan kakinya menuju dapur. Ternyata ibunya sudah bangun.
"Pagi Bu," Sita menyapa ibunya.
Ibunya menyambut dengan lengkungan di bibirnya. Sita membantu Ibunya memasak dan membersihkan beberapa piring yang masih kotor.
"Bu, pulang kuliah nanti Sita ketemuan sama Citra dan teman-teman. Kami akan menjenguk Rika ke rumahnya," ucap Sita meminta izin.
Ibu dengan senang hati mengizinkan anaknya pergi menjenguk Rika yang sakit.
Pukul delapan pagi Sita sudah siap berangkat kuliah.
"Pak, Bu, Sita pergi dulu," Sita berpamitan sembari menyalami dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
Sita pun melangkah ke luar meninggalkan Bapak dan Ibunya.
Tetiba, ibu Sita menghela napas panjang. Bu Sita pun duduk di kursi makan. Bapak Sita gegas menghampiri Ibu Sita.
"Ada apa Bu, nengapa kamu sedih? tanya Bapak Sita.
Ibu Sita tak bisa menahan sedihnya, ia pun menumpahkan kesedihannya dengan berurai air mata.
Ibu Sita sangat merindukan anak sulungnya yang sudah lama merantau. Mereka tidak tahu kabarnya. Semenjak kepergiannya sekali pun tiak pernah pulang.
Bersambung....
Jakarta, 7 Oktober 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H