Kesedihan Menyelimuti Hatinya
Menggapai Harapan-29
@Cerpen
Rika mengingat-ingat mengapa dia pingsan.
"Oh, ya Kak, tadi tiba-tiba kepalaku sakit sekali, aku tidak kuat mataku berkunang-kunang terus aku jatuh," tutur Rika.
"Loh, kok bisa, kamukan tidak melakukan pekerjaan di rumah?" tanya Kak Wina heran sambil mengerutkan keningnya.
"Ngak tahulah Kak, aku juga bingung." balasnya sembari memegang kepalanya.
"Masih pusing, apa kamu belum makan dik?" taya Kak Wina balik.
Pulang sekolah tadi terasa terik sekali Rika tidak menggunakan penutup kepala, dia teringat mengejek Sita saat pulang sekolah, bahkan dia tidak terima saat Sita tidaKesedihan Menyelimuti Hatinya
Menggapai Harapan-30
@Cerpen
Rika mengingat-ingat mengapa dia pingsan.
"Oh, ya Kak, tadi tiba-tiba kepalaku sakit sekali, aku tidak kuat mataku berkunang-kunang terus aku jatuh," tutur Rika.
"Loh, kok bisa, kamukan tidak melakukan pekerjaan di rumah?" tanya Kak Wina heran sambil mengerutkan keningnya.
"Ngak tahulah Kak, aku juga bingung." balasnya sembari memegang kepalanya.
"Masih pusing, apa kamu belum makan dik?" taya Kak Wina balik.
Pulang sekolah tadi terasa terik sekali Rika tidak menggunakan penutup kepala, dia teringat mengejek Sita saat pulang sekolah, bahkan dia tidak terima saat Sita tidak memperdulikan omongannya.
****
Citra kuatir akan Sita yang disakiti Rika.
"Sit, kamu tidak usah takut ya kepada Rika, aku akan menolngmu," ungkap Citra menyakinkan Sita.
"Aku tidak apa-apa Cit biarkan saja dia begitu, aku pokus belajar saja," balas Sita.
"Syukurlah Sit, dia akan menyesal akan perbuatannya.
Sita selalu bersyukur kepada Tuhan, orang tua Citra mau membiayai sekolahnya. Sita tidak akan menyia-nyiakan kebaikan yang diterimanya. Tiga tahun sudah berjalan, kini mereka akan mengakhiri seragam putih birunya. Sita dan Citra selalu mendapat nilai yang terbaik. Mereka di kelas yang berbeda, tidak pernah tersaingi peringkat satu di kelasnya.
"Bu, gimana ya kabar Kak Ridwan apa dia sudah sukses ya, mengapa dia tidak pernah pulang?" Apa dia tidak rindu kepada kita ya Bu?" tanya Sita saat bersama ibunya.
Tersentak Ibu Sita mendengar pertanyaan anaknya. Tetiba Netra  berembun dia juga sangat merindukan anaknya yang sudah lama pergi merantau. Kesedihan menyelimuti hatinya.
Bersambung....
Jakarta, 15 092023k memperdulikan omongannya.
****
Citra kuatir akan Sita yang disakiti Rika.
"Sit, kamu tidak usah takut ya kepada Rika, aku akan menolngmu," ungkap Citra menyakinkan Sita.
"Aku tidak apa-apa Cit biarkan saja dia begitu, aku pokus belajar saja," balas Sita.
"Syukurlah Sit, dia akan menyesal akan perbuatannya.
Sita selalu bersyukur kepada Tuhan, orang tua Citra mau membiayai sekolahnya. Sita tidak akan menyia-nyiakan kebaikan yang diterimanya. Tiga tahun sudah berjalan, kini mereka akan mengakhiri seragam putih birunya. Sita dan Citra selalu mendapat nilai yang terbaik. Mereka di kelas yang berbeda, tidak pernah tersaingi peringkat satu di kelasnya.
"Bu, gimana ya kabar Kak Ridwan apa dia sudah sukses ya, mengapa dia tidak pernah pulang?" Apa dia tidak rindu kepada kita ya Bu?" tanya Sita saat bersama ibunya.
Tersentak Ibu Sita mendengar pertanyaan anaknya. Tetiba Netra  berembun dia juga sangat merindukan anaknya yang sudah lama pergi merantau. Kesedihan menyelimuti hatinya.
Bersambung....
Jakarta, 15 092023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H