"Eeeh, anak ibu sudah wangi dan segar. Bersiap-siap yan nak kita akan makan bersama," ucap ibu senang.
Setelah merapikan rambutnya Citra menghampiri ibu dan bapak yang sudah duduk di ruang makan. Makanan dan minuman sudah tersaji di meja makan. Usai berdoa mereka pun menikmati makan malamnya dengan lahap. Beberapa menit kemudian makan pun selesai. Citra teringat akan perkataan ibunya di mana bapak sudah bersedia memberikan bantuan kepada temannya Sita.
"Pak, terima kasih ya... sudah bersedia memberi bantuan kepada Keluarga Sita. Kasihan Sita kalau tidak melanjutkan sekolahnya. Sita anak yang baik dan pintar Pak," ungkap Citra sembari mendongak kepada Pak Narto.
Senja sudah menyurut ke peraduannya, siang telah berganti malam, Citra duduk di tepi ranjangnya.
***
"Citra aku sangat merindukanmu, kapan kita bermain bersama-sama seperti dulu lagi!"
Kini aku harus membantu bapak dan ibu bekerja menambah penghasilan kedua orang tuaku," Sita bermonolog di benaknya.
Sita memandangi bintang-bintang yang menghiasi langit malam. Rasa sedih berlabuh di hatinya, dia ingin seperti teman-temannya yang akan melanjut ke sekolah tingkat pertama. Sebenarnya Sita ingin tinggal bersama Pakdenya agar dia bisa sekolah namun, berat rasanya meninggalkan kedua orang tuanya.
Bersambung....
Jakarta, 8 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H