"Maaf Bude, bukannya Sita tidak mau tinggal bersama Bude, kasihan Bapak dan Ibu tidak ada yang bantu," tuturnya sopan.
"Tidak apa-apa Nak, setelah lulus SD tinggal di rumah Pakdemu, untuk melanjutkan sekolahmu Nak," ungkap Ibu Sita.
Berat rasanya Sita meninggalkan kedua orang tuanya, dia akan tetap bersama kedua orang tuanya.
***
Pengumuman kelulusan pun tiba, semua siswa harus datang ke sekolah untuk melihat pengumuman tersebut.
Malam bergati pagi, udara terasa sejuk, nyanyian burung yang bersahut-sahutan menambah keindahan di pagi hari. Secerah hati Citra yang sudah bersiap-siap berangkat ke sekolah. Usai sarapan pagi dia berpamutan kepada orang tuanya.
"Pa, Ma, doakan Citra ya, semoga lulus. Hari ini pengumuman kelulusan," tukas Citra sembari mencium punggung tangan orang tuanya.
"Dah, Pa,Ma," ucapnya sembari melambaikan tangannya.
Lambaian tangan kedua orang tuanya mengiringi langkahnya menuju ke sekolah. Teman Sita sudah menunggu di depan rumahnya.
"Hai, Sita, selamat Pagi!" Ternyata kamu sudah datang," sapanya sambil menghampiri Sita.Â
Sita membalas sapaan Citra dengan senyum yang mengembang. Mereka pun berjalan disambut dengan mentari yang merekah. Hembusan angin memanjakan rambut Citra dan Sita yang terurai. Sembari berjalan keduanya tampak ceria, sesekali tawa mereka pecah.
"Oh, ya Sit, setelah lulus nanti, rencana kemana melanjut? Tanya Citra.
"Entahlah Cit, aku juga belum bisa memastikan, kamu tahukan keadaan orang tuaku. Mereka hanya buruh tani. Penghasilan yang pas-pasan tidak mungkin bisa membiayai sekolahku," balas Sita sembari menunduk sedih.