Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bertemu Paman dan Bibi

29 Agustus 2023   13:42 Diperbarui: 29 Agustus 2023   13:43 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sembari menunggu adik iparnya, Bu Mirna melihat foto yang terpajang di dinding. Foto lama keluarga suaminya. Narto suaminya masih terlihat muda. Narto hanya dua bersaudara. Kini kedua mertuanya sudah tiada. Namun, kehidupan mereka sangat jauh berbeda. Ibu Sita tinggal bersama ibunya, nenek Sita.

Kini mereka tinggal di rumah peninggalan orang tuanya. Rumah sederhana tetapi bersih walau perabotannya sudah terlihat buram. Sawah milik orang tuanya sudah habis terjual untuk biaya kuliah anaknya Narto. Karena, sawah orang tuanya sudah tidak ada lagi, sehingga Ayah dan Ibu Sita bekerja pada Juragan Tanah sebagai buruh tani untuk menghidupi keluarganya.

Sedang asyik memandangi foto di dinding, terdengar langkah kaki yang semakin dekat. Pintu dapur berbunyi.

Klek, keeer.

"Eh, Mbak, Mas, apa khabar? Maaf lama menunggu," ungkap Ibu Sita sembari menyalami Saudaranya yang datang.

Sebentar Mas, Mbak aku membersihkan tubuh dulu," jelasnya.

Bapak Sita yang menemani paman dan bibinya bicara.

Ibu Sita menghampiri anaknya.

"Nak, tolong buatkan minuman untuk paman dan bibi serta mbakmu," titah Ibu Sita. Dia pun gegas ke dapur memhuatkan minuman. Ibu Sita bergegas membersihkan tubuhnya. Wangi sabun mandi dan sampo menyeruak hingga ke ruang tamu saat Ibu Sita keluar dari kamar mandi. Usai mandi Bu Sita masuk ke kamar merapikan rambutnya. Kini Ibu Sita terlihat rapi dan segar. Dia pun menghampiri kedua kakak dan keponakannya lalu memanjakan bokongnya di kursi.

Tetiba Bapak Sita beranjak dari kursinya.

"Saya tinggal dulu Mas, Mbak, saya juga mau membersihkan tubuhku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun