"Maaf Tante, tante ini siapa ya? tanyanya memberanikan diri.
Sita tidak mengenal tamunya yang datang hingga ia memberanikan diri untuk bertanya. Paman dan Bibinya tersentak mendengar pertanyaan dari keponakannya.
Wajar memang pertanyaan itu dilontarkan kepada mereka karena, setelah Sita besar mereka tidak pernah lagi bertemu. Dulu, sudah lama sekali mereka berkunjung ke rumah adik iparnya. Saat itu Sita baru berusia 7 tahun.
"Nak, ini Pamanmu dan saya adalah Bibimu Nak," tutur Bu Mirna lirih.
Matanya sembab menahan air bening yang akan terjatuh di pipinya. Bu Mirna memeluk keponakannya.
"Maaf Paman dan Bibi Sita tidak tahu," ucapnya jujur.
Sita pun gegas membuka pintu rumahnya.
"Paman, Bibi dan Mbak, silakan masuk, sebentar aku panggil Bapak dan Ibu," pinta Sita dengan sopan.
Jingga merasa tidak nyaman duduk di kursi yang terlihat kusam. Dia sangat gelisah seperti cacing kepanasan.
"Bu, kita tidak menginapkan Jingga tidak akan bisa tidur bila keadaanya seperti ini," sanggahnya dengan wajah murung.
"Nak, kamu tidak boleh seperti itu, ini rumah bibimu," Bu Mirna menasihati anaknya dengan lembut.