Selipan Kertas Kecil
@Cerbung
Menggapai Harapan-10
Citra pun berpamitan kepada Ibunya sembari mencium punggung tangan ibunya. Lambaian tangan ibunya mengiringi langkah Citra menuju sekolah.
Pagi yang cerah serta hembusan angin yang sejuk, menambah suasana hati Citra semakin ceria. Rambutnya yang teruai panjang beterbangan tertiup angin. Beberapa anak sekolah berjalan beriringan.
"Wah, Sita kok belum kelihatan, biasanya dia sudah menungguku," batin Citra sembari mengedarkan pandangannya ke belakang.
"Citra, tunggu," terdengar suara memanggil cira.
Citra menghentikan langkahnya, ia pun menoleh ke suara yang memanggilnya.
"Eh, kamu Sita, biasanya sudah duluan," sambung Citra.
 "Hm, ya Cit, tadi sudah jalan tetapi, ada yang tertinggal," balasnya.
Akhirnya mereka melanjutkan langkahnya sembari bercerita. Citra bertanya tentang kesehatan ibu Sita. Ternyata kefua orang tua Sita berkerja di sawah Citra. Sehingga Keadaan keluarga Sita, Citra tahu.
"Oh, syukurlah jangan dipaksa bekerja," tutur Citra.
 Karena, asyiknya ngobrol tidak terasa mereka sudah sampai di sekolah.
****
Di sisi lain, Rika sudah sampai di kelas. Dengan percaya diri Rika menyelipkan kertas kecilnya di dalam tempat pensilnya.
Bel masuk berbunyi. Semua siswa masuk ke dalam kelas dengan tertib.
 Sebelum.pengawas ujian masuk, semua anak sudah tertib. Tetiba guru pengawas ruang masuk. Ketua kelas menyiapkan kelasnya. Usai berdoa guru pengawas ruang meraih soal yang masih tertutup rapi di amplop berwarna cokelat.
"Lihat anak-anak soal masih tertutup rapat ya! Bu guru menjelskan.
Soal dibagi setelah dibuka. Bel tanda mengerjakan soal pun berbunyi. Anak-anak mulai berjibaku dengan soal yang di depannya. Sepuluh menit kemudian anak-anak mulai melirik ke teman-temannya.
Rika yang sudah gelisah dengan hati-hati mengambil kertas kecilnya. Tetiba salah satu guru pengawas beranjak dari tempat duduknya, dia memeriksa lembar jawaban siswa mungkin ada yang belum menuluskan nomor ujiannya. Saat giliran Rika, bu guru tersentak kaget. Dia melihat Rika membuka kertas kevil sebagai contekan. Rika tidak menyadari guru yang ada di belakangnya.
"Rika, apa yang kamulakukan? Tanya guru pengawas yang bernama Maya.
Rika tersentak, usahanya diketahui bu guru. Serentak teman-teman sekelasnya menoleh ke arahnya. Rika tertunduk malu.
"Setelah selesai ujian Rika ke kantor guru ya!" Seru bu Maya.
Rika bergeming, dia ketakutan dan merasa malu.
"Aduh, apes bangat aku ketahuam," gerutunya.
Bel tanda ujian berbunyi, semua siswa keluar kelas dan langsung pulang. Namun, tidak dengan Rika dia harus menemui bu Maya di kantor guru.
Rika tertunduk malu dia tidak berani menatap Bu Guru Maya. Dia dinasihati oleh Bu Murni, tidak baik menyontek saat ujian. Dengan menyesal Rika mengakui kesaahannya dan minta maaf.
"Saya berjanji Bu Guru, tidak mengulangi lagi melihat contekan saat ujian," Rika berjanji tidak mengulangi lagi perbuatannya yang menyontek.
Bersambung....
Jakarta, 24 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H