@Dongeng Fabel
Sayap Sayap Yang Indah
Pagi yang cerah dengan semburat mentari yang merekah, membuat semua ciptaan Tuhan bernyanyi dan menari untuk mengucap syukur. Burik membawa anak-anaknya menghirup udara segar sambil menikmati indahnya warna-warni bunga yang bermekaran. Sesekali anak-anaknya berlari kecil mengikuti Ibunya.
"Ibu-Ibu, segar sekali pagi ini ya!" indah sekali bunga-bunga itu, aku suka Bu. Siapa yang menciptakannya ya Bu?" tanya Ciap sambil mengepakkan sayapnya yang masih kecil.
"Ya, Nak, semua itu kebesaran Tuhan, Ia memberi keindahan untuk kita semua. Makanya kita harus bersyukur mengucapkan terima kasih, kita bisa mencari makan setiap hari," jawab Bu Burik dengan tersenyum memadang anak-anaknya.
Bu Burik kembali mengais cacing dengan cakarnya yang tajam. Dengan paruhnya dia memberikan kepada anak-anaknya dengan kasih sayang.
"Anakku ini makanan lezat ayo di makan".
Anak-anaknya berlari berebut makanan dari Ibunya. Di kebun bunga banyak sekali kupu-kupu berterbangan mengisap madunya. Sayapnya yang berwarna-wanri menabah indahnya kebun bunga. Anak Burik yang bernama Cik-Cik berlari menghapiri Ibunya dan bertanya.
"Bu-Ibu, lihat di sana, banyak hewan bersayap, tetapi sayapnya indah sekali Bu, berwarna-wanri, kenapa sayap kita tidak seindah mereka ya Bu? Hewan apa mereka, senang sekali aku melihatnya? tanya Cik-cik sambil memandang heran kupu-kupu yang berterbangan dengan sayapnya yang indah.
"Benar Nak, itu kupu-kupu nanamya, sayap mereka memang indah tidak sama dengan kita. Tuhan menciptakannya untuk keindahan dan kita saling melengkapi dengan keindahan itu. Kupu-kupu yang mengisap madunya untuk penyerbukan, sehingga tanaman dapat berkembang biak atau bertambah banyaknya tumbuhan atau tanaman," jawab Bu Burik dengan wajah mengembang.
"Oh.... Begitu Bu," jawab anak-anaknya serentak.
Mentari semakin meninggi, udara semakin panas, Burik membawa anak-anaknya berlindung di bawa pohin yang rindang.
"Anak-anakku, hari semakin panas, mari kita berteduh di bawah pohon rindang," ajak Burik sambil melangkah menghampiri pohon rindang.
Burik dan anak-anaknya yang terlihat letih, mereka pun terpejam, Anak-anak Burik berlindung di bawah sayapnya.
Jakarta, 12 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H