Menantikan Kehadiran Anak Cucu Dalam Kerinduan.
Penantian di Ujung Rindu-28
Lory yang baru keluar dari mobil lansung masuk ke dalam kamarnya dan menghempaskan tubuhnya di pembaringannya.
"Ayo, anak-anak bersihkan dulu tubuhnya biar segar," titah Bu Lia.
Air hangat untuk membersihkan tubuh kedua anaknya sudah disiapkan Bu Lia agar terasa segar saat menumpuh perjalanan jauh. Tawa bahagia terpancar di wajah Osal saat merendam di kamar mandi sendiri.
"He, he, heeee, segarnya mandi," ucapnya sembari kedua tangannya bermain air mandinya.
 Selama perjalanan pulang dari rumah Nenek di Jakarta, mereka sangat bosan dan merasa tersiksa mandinya. Kini mereka sangat puas setelah membersihkan tubuh di rumah sendiri.
Wajah mengembang terpancar saat Bu Lia menyaksikan kebahagiaan anak-anaknya.
"Nak, jangan berlama-lama mandinya sudah cukup, besok dilanjutkan lagi ya," pinta Bu Lia sembari mengangkat Osal dari bak mandi dan melapnya dengan handuk yang sudah di tangan.
 Jarum  jam sudah diangka 09. 30, kalau berlama-lama berendam bisa-bisa jadi sakit. Lory dan Osal menuruti perkataan Mamanya.
Setelah tubuh mereka diolesi minyak telon, Bu Lia memakaikan baju anak-anaknya.
 "Oh, ya, Mama belum memberi kabar kepada Kakek dan Nenek di Jakarta, kita sudah sampai," tutur Bu Lia.
Usai kedua anaknya berpakaian, gegas dia melangkah meraih benda pipih dari dalam tasnya. Saat Bu Lia menekan nomor kakek, tetiba Hpnya berdering.
"Yah, kalah cepat kakek sudah menelepon lebih dulu," ulasnya dengan senyum mengembang.
 Bu Lia pun menjawab:" Halo, Mak, puji Tuhan kami sudah sampai di rumah dengan selamat," jawabnya dengan bibir melengkung.
"Syukurlah kalau begitu, Mama senang mendengarnya. Mama selalu mendoakan kalian dan tetap menantikan kehadiran anak serta cucu mama dalam kerinduan."
Tamat.
Jakarta, 9 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H