Mengutarakan Isi Hati yang Sudah Lama Terpendam

Mengutarakan Isi Hati Yang Sudah Lama Terpendam

Luka Yang Mendera 21

@Cerpen

#Tagur 108

Kirin yang duduk berhadapan dengan Gino, merasa gelisah. Dia berusaha menenangkan hatinya dari jantung yang berdebar tak menentu.

"Silakan Mas," ucapnya kikuk.

Gino menyeruput kopi yang disuguhkan kepadanya, sembari netranya melirik Kirin. Pandangan mereka beradu, tetiba Kirin menunduk ia merasa malu. Keheningan menyelimuti mereka.

"Dik, minumnya mana? kok Mas sendiri yang minum," ucapnya memecah keheningan.

"Hm, tadi sudah minum, Mas," balasnya.

Sejak pertemuan mereka di Mall, dan Kirin sudah menceritakan masalahnya dengan Dino suaminya, Gino merasa bersalah. Sebenarnya dia selalu mencari keberadaan Kirin namun, dia tidak menemukannya. Gino tidak tertarik untuk menikahi wanita lain, hanya Kirinlah yang berlabuh di hatinya.

"Dik, Mas tidak perlu berbasa-basi lagi, Mas ingin mengutarakan isis hati yang sudah lama kupendam. Mas, ingin melamar Dik Kirin," imbuhnya.

Tersentak Kirin saat mendengar ucapa Mas Gino yang ingin melamarnya.

"Tapi Mas, aku sudah tiga tahun menikah dengan Doni namun, kami belum memiliki anak, aku takut itu terjadi sama Mas Gino," ungkapnya lirih.

Gino tidak masalh dengan ucapan kirin, apa pun yang terjadi Gino akan menerimanya.

"Aku tidak masalah Dik, semoga hubungan kita di restui orang tua kita dan mendapat berkah dari Tuhan," tutur Gino menghibur Kirin.

Senyum sumringah terpancar di wajah Kirin hatinya berbunga-bunga mendengar ucapan Gino. Kirin akhirnya menerima Gino yang memang sangat dicintainya. Gino adalah cinta pertamanya. Hanya karena waktulah yang memisahkan mereka. Gino yang pergi merantau dan tak pernah pulang ke rumah orang tuanya. Hingga kabar Gino tidak diketahui keluarganya.

Benarkah Gino melamar Kirin?

Jakarta, 26 Juli 2023