Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aduh, Ada Apa Denganku?

24 Juli 2023   13:21 Diperbarui: 24 Juli 2023   13:40 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aduh, Ada Apa Denganku?
Luka yang mendera 18
@cerpen

Warna jingga di senja itu menambah keindahan desa Suka Maju. Pera petani beriringan pulang dari sawah dengan cangkul di pundaknya.
Semangat membuncah menunggu waktu menuai buliran emas yang luas terbentang.
Para petani tidak menghiraukan hujan mau pun teriknya mentari.

Berbeda dengan Kirin pikirannya menerawang jauh. Jantungnya berdetak tak menentu.
"Aduh, ada apa denganku? Mengapa jantungku berdetak tak karuan?"
Apakah aku mencitai Gino?"
Kirin tidak yakin kalau Gino masih mencintainya.

Saat pertemuannya dengan Gino, Kirin mulai gelisah.
Bayangan Gino selalu menhampirinya.

Malam semakin merangkak,  kirin tak bisa lelap. Bunyi jangkrik yang bersahut-sahutan akhirnya  mengantar Kirin dalam mimpinya.
Saat kirin terbangun dia tersentak, jam dinding di kamarnya telah melaju ke angka 07. 00 WIB. Bergegas ia bangkit dari ranjangnya lalu membersihkan tubuhnya. Wangi sabun mandi menyeruak ke ruang tamu. Wulan yang sudah melayani pembeli menghampiri Kirin.

"Selamat pagi Bi, sudah bangun rupanya!" Ayo Bi sarapan dulu Wulan sudah masak," ucapnya sembari membariskan giginya.
"Tetima kasih Nak, kamu baik sekali," balasnya.

Bi kirin pun duduk lalu menyeruput teh hangat yang sudah disiapkan Wulan. Mereka berdua sarapan pagi bersama.
Walau Wulan dimanja Bibinya namun, ia tidak mengambil kesempatan itu, dia tetap mengerjakan pekerjaan membantu Bibinya yang sangat menyayanginya.
Wulan masih libur, dia akan melanjut ke sekolah tingkat pertama,sehingga ia bisa membantu Bi Kirin melayani pembeli.

Sabtu sore Wulan dan Bibinya bersiap-siap akan pergi ke rumah Nenek Kirin yang jauh dari tempat tinggal mereka.
Sudah lama Kirin tidak menemui Ibunya, rasa rindu membuncah di hatinya.

"Ayo, Nak, kalu sudah siap kita berangkat," ajak Bi Kirin
"Ya, Bi, Wulan sudah siap."
Usai menutup pintu Bi Kirin melangkah ke garasi ambil motor.
Kirin menstater motornya, Wulan naik di belakang Kirin. Namun, ada yang memanggil namanya.

Jakarta, 24 Juli 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun