Luka Yang Mendera ke-10
Takjub Dengan Bangunan Megah di Perkotaan
 Usai makan Bibi dan Wulan bersiap-siap akan berangkat. Bibi sudah menstater motornya.
"Nak, Wulan ayo kita berangkat," panggil Bibi yang sudah duduk di motor.
"Baik, Bi," jawab Wulan sembari berlari kecil menuju garasi.
Wulan, duduk di belakang Bibinya.
Bibi melajukan motornya dengan perlahan.
Bahagia terpancar di wajah Wulan dia belum pernah pergi ke Mall.
"Aku memilih apa ya... nanti aku jadi bingung," gumam Wulan di benaknya.
Di jalan yang sepi Bi Wulan membawa motornya lebih cepat lagi, berharap mereka lebih cepat sampai. Mentari mulai meninggi rasa panas terasa menyengat kulit tipis Wulan dan Bibi
Sepanjang jalan Wulan memanjakan netranya dengan pemandangan yang menyejukkan. Sawah yang luas menghijau dan pepohonan yang berdiri tegak di teimpian jalan
Satu jam perjalanan mereka sampai di Mall. Wulan takjub melihat keramaian kota.
"Wah, di kota ramai sekali ya Bi?" bangunannya bagus," ucapnya sembari melongokkan wajahnya ke bangunan yang berdiri megah.
Bi Kirin memarkir motornya lalu meraih tangan Wulan masuk ke dalam Mall.
"Nak, jangan sampai berpisah ya dengan Bibi!" ucapnya mengingatkan Wulan.
Jakarta, 13 Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H