Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bersemuka Melalui Video Call

13 Juni 2023   22:45 Diperbarui: 13 Juni 2023   22:48 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Penantian di Ujung Rindu-17

Bersemuka Melalui Vidio Call

"Tante, vidio call donk sama mama, Lory sudah kangen," ungkapnya senang. Tante Nita pun menyambungkan telepon genggamnya.

Telpon berdering. Kring, kring, kring...."

"Halo, dek," mamanya menyahut.

"Ma, ma, kapan pulang, Lory mau sama mama, hik, hik, hik."

"Sabar ya Nak, besok kami pulang, sama Nenek dan tante Nita dulu ya Nak," mamanya menjawab.

Lory tidak puas hanya berbicara di telpon ia ngin melihat wajah mamanya, akhirnya tante Nita menekan layar vidio call.

Wajah mereka saling bertemu, Lory sangat gembira bicara sambil melihat mamanya. Bu Lia mengibur anaknya Lory hingga Lory Kembali ceria. Setelah Lory mendengar nasihat mamanya akhirnya Lory tidak bersedih lagi.

"Dada mama," ucap Lory mengahiri peracakapan mereka. Lory pun mematikan telepon genggamnya.

  Jarum jam sudah menunjukkan pukul 21. 00 WIB. Nenek dan tante Nita mengajak Lory tidur, malam sudah semakin merangkak.

"Nenek dan tante juga, tidur bersama Lory ya!" ajak Lory manja.

Nenek dan tante Nita menyanggupi ajakan Lory, untuk tidur di kamarnya. Sembari tiduran Nenek memijit punggung Lory dengan minyak kutus-kutus hingga akhirnya Lory terlelap. Rintik hujan terdengar sangat dras disertai bayu yang birtiup kencang.  Netra nenek sudah tidak bisa diajak kompromi lagi, hingga tidak menyadari nenek pun terlelap dalam mimpi.

"Aku tidak sampai hati meninggalkan Lory di runah neneknya. Lory tidak pernah berpisah jauh dengannya. Aku percaya, dia baik-baik saja bersama nenek dan tantenya," ungkap Bu Lia kepada suaminya.

Udara Bandung yang sangat dingin membekukan tubuh. Bu Lia meraih selimut tebal yang tersedia, ditutupi seluruh tubuhnya yang terasa membeku.

"Aduh, dinginnya, tubuhku seakan membeku," tururnya di hati sembari menelungkupi tubuhnya dengan selimut tebal.

  Osal yang ikut dengan mamanya kini minta dikelonin.

"Mama bobok, Osal kedinginan," ucapnya manja.

Bu Lia pun memeluk anaknya sembari mengelus-elus punggungnya. Tidak lama kemudian Osal sudah terlelap dalam tidur. Disusul dengan Bu Lia dan Pak Hery.

Bunyi jam didinding yang berdetang membangunkan Lia dari tidurnya namun, dia enggan beranjak dari tidurnya. Udara yang terasa dingin membuatnya masih bertahan dipembaringan. Lia teringat anaknya yang tinggal bersama neneknya di Jakarta membuatnya gegas bangkit dari pembaringannya. Lantunan doa syukur terucap dari mulutnya. Setelah selesai berbenah mereka bersiap berangkat ke Jakarta. Untunglah urusan Bu Lia dan Pak Hery sudah selesai.

"Ayo Nak, Osal kita masuk ke mobil, kita ke rumah kakaek dan Nenek," imbuh Lia sembari menggendong Osal. Pak Hery masuk ke dalam mobil lalu melajukan mobilnya menuju Jakarta.

Jakarta, 13 Juni 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun