Penantian di Ujung Rindu-14
"Oh, gitu Nek," kata Lory sambil menganggukan kepalanya.
Melihat tingkah Lory nenek tersenyum simpul.
"Seperti orang dewasa saja cucuku ini," nenek bergumam.
Lory hanya berdua dengan nenek, dia merasa kesepian.
"Nek, Lory ke kamar Tante dulu ya, mau bangunin tante sama paman," seru Lory berkata kepada nenek sambil melangkah menuju kamar tantenya.
Tak lama Lory melangkah ke lantai dua, e, eh, bukan tante dan pamannya yang turun, malah menatu yang datang.
"Sudah bangun menantu," sapa nenek sambil tersenyum.
"Ya, Ma, sudah."
Menantu duduk di meja makan. Nenek gegas membuat teh manis buat menantunya. Dengan senang hati menantunya menerima teh yang dibuatkan mertuanya.
Beberapa menit kemudian tante dan paman Lory, juga mama dan adiknya Osal.
Dengan manja Bu Lia meminta makan.
"Ma, lapar banget nih, masak apa Ma," turur Bu Lia sembari meremas perutnya.
"Duh, kasihan. Mama sudah masak ayo pada makan, mama sudah masak," jelas Nenek senang sembari menyilakan anaknya makan.
Sembari membuka tudung saji Bu Lia mencium bau masakan msmanya.
"Hmm, wanginya masakan mama, nambah laper nih," tutur Bi Lia sebari memuji.
"Ma, aku sudah lapar bangat boleh makan ya!" ucap Lia sembari meremas bagian perutnya.
Dengan tersenyum mamanya mengizinkan Bu Lia.
"Ayo sarapanlah nanti jadi sakit perut."
Bu Lia meraih piring dan sendok dari raknya lalu menyendok nasi yang ada di termos nasi.
Sudah lama Bu Lia tidak merasakan masakan mamanya. Seharusnya kehadiran Bu Lia di rumah orang tuanya bisa menghandel pekerjaan memasak namun, Bu Lia tidak melakukannya malah dengan manjanya ia ingin merasakan masakan mamanya. Seorang ibu sangat bahagia bila anak-anaknya bahagia.
"Makan yang banyak ya nak besok lusa tidak ada kesempatan lagi menyantap masakan mama," kata mamanya sembari tersenyum lebar.
"Ya, Ma benar, hehehee." "Hm, nikmatnya masakan Mama," ujarnya dengan wajah yang mengembang.
Tetiba anak Bu Lia datang.
"Bu, Lory mau makan juga," rengeknya menghampiri ibunya yang sedang asyik
menikmati masakan neneknya.
"Oh, anak mama sudah bangun. Sini sambil mama suapin," Bu Lia memanggil anaknya Lory.
Dua hari sudah cucu dan anak, serta menantu di rumah nenek. Suasana di rumah nenek terlihat ramai. Kakek dan nenek sangat bahagia walau mainan kedua cucunya berantakan di lantai, yidak menjadi masalah asal kedua cucunya bahagia.
Kakek tidak ingin merusak suasana hati cucunya. Kebahahiaan tersendiri bagi usia balita saat mereka bsa bermain sesuai dengan imajinasinya
Saat berkumpul di rumah tidak terasa waktu berjalan sanagt cepat. Nenek menghampiri anaknya Lia.
"Nak, gimana persiapan pakaian dan lainnya untuk pernikahan adikmu, apakah sudah lengkap?" tanya nenek sambil melirik kedua cucunya yang sedang asyik bermain boneka dan mobil-mobilan
"Ya, ma, sudah."
Jakarta, 4 Juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H