Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Rindu yang Membuncah

30 Mei 2023   21:05 Diperbarui: 30 Mei 2023   21:14 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penantian di ujung Rindu-11

Rindu Yang Membuncah 

"Oh, sudah dekat!" maaf kalau mama dan bapak belum di rumah jangan sedih ya, di sini macet sekali!" sambung mama Lia.

Detik-detik bertemu dengan cucunya, rindu yang membuncah tak bisa dibendung lagi.

"Ah, macet lagi padahal sudah masuk jalan tol masih juga macet," keluh Nenek Lory.

Beberapa menit kemudian jalanan mulai lancar. Ternyata di bahu jalan ada truk yang mogok. Di depannya juga mobil sedan yang ternyata baru tabrakan. Pantasan saja macet. Bagian depan mobil sedan terlihat penyot. Ada tiga orang polisi yang menangani sedan yang tabrakan tersebut. Pak Sopir dengan hati-hati melewati kejadian di jalan tol. Tampak seorang laki-laki setengah baya berbaring di aspal dan terluka parah.

Polisi dan beberapa orang lainnya juga bekerumun di sana. Tetiba sirene ambulan terdengar dari kejauhan dan semakin mendekat. Bu Lia tidak berani menoleh ke luar. Rasa takut bertengger di hatinya.

"Kasihan seksli orang itu, pasti keluarganya menangis," kata Bu Lia lirih.

"Semoga keluarganya tabah menghadapinya," sambung Pak Hery

Ternyata kecelakaan itu penyebab macetnya jalan tol. Pak Hery kini dapat melajukan kendaraanya lebih cepat dari sebelumnya. Jalanan sudah mulai lancar. Kedua anak Bu Lia masih tertidur pulas, mereka tidak pengaruh dengan macatnya jalan tol. Mobil Ambulan gegas memasukan lelaki yang terkapar ke dalam Ambulan lalu membawanya dengan kecepatan tinggi disertai sirine yang berbunyi tiada henti. Pak Hery meminggir dan memberi lewat Ambulan tersebut. Tetiba Osal terjaga dari tidur lelapnya. 

"Ma, bunyi apa itu?" tanyanya heran.

"Itu, mobil Ambulan Nak, membawa orang yang kecelakaan," jelas Bu Lia.

"Kak, bangun!" lihat ada mobil Ambulan lewat," seru Osal membangunkan kakaknya.

Kakak Lory pun bangun namun, Ambulan sudah semakin jauh, sirinenya juga sudah tak terdengar lagi. Lory sudah merasa bosan dengan perjalanannya. Dia pun bertanya kepada Ibunya.

"Bu, masih jauh ya rumah nenek, kok belum sampai-sampai? tanyanya resah. "Sebentar lagi ya, Nak, kita akan sampai," balas ibunya menghibur. Dua jam kemudian mereka pun sampai di rumah Kakek dan Nenek. Sepuluh menit setelah mereka sampai, mobil kakek juga sampai. Gegas kakek dan nenek turun dari mobilnya. Dengan senyum mengembang mereka menyambut anak, menantu dan kedua cucu mereka.

"Hai cucu-cucuku, apa kabar? sudah sampai ya di rumah Kakek dan Nenek," seru kakek sambil menyalami mereka.

Netra Bu Lia terlihat sembam. Air mata bahagia membasahi pipinya. Mereka saling merangkul melepas rindu. Pertemuan anak dan cucu melepas kerinduan mereka. Nenek tidak henti-hentinya memeluk dan menciumi kedua cucunya. Rindu yang membuncah telah terobati.

"Ayo, kita masuk ke rumah," ajak nenek dengan seyum bahagia.

Sebelum anak dan cucunya masuk, Mama Bu Lia bergegas melangkah ke dapur meraih beras kemudian menaruhnya ke dalam piring. Nenek kembali ke teras rumah lalu memberikan piring yang berisi beras kepada kakek. Kakek menyilakan mereka masuk dan saat melangkah kakek menjumput beras lalu menaruhnya ke atas kepala anak, menantu dan kedua cucunya. Sambil berdoa sebagai ucapan syukur kepada Tuhan yang memberikan kekuatan dan perlindungan kepada mereka dalam perjalanan.

"Puji syukur anakku dan cucuku kalian sudah sampai di rumah ini dengan selamat. Kuatkan dan teguhkan hati kalian," kata kakek sambil menaruh beras secara bergantian ke atas kepala mereka. Nenek juga turut memberi  dengan rasa haru dan bahagia. Usai acara penyambutan mereka semua masuk ke dalam rumah dengan suka cita. Ini merupakan tradisi suku Batak yang merupakan ucap syukur kepada Tuhan, atas pertemuan dengan anak dan cucunya. Lebih kurang 3 tahun mereka tidak berkunjung ke rumah Kakek dan Nenek Lory di Jakarta.

Jakarta, 30 Mei 2023

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun