Penantian di ujung Rindu-9
"Ok, Nak, semoga dilancarkan penyeberangannya dan sampai di Jakarta dengan selamat," imbuh mama Lia.
"Ya, Ma, doakan kami selalu."
Kini giliran mobil mereka masuk ke kapal Ferry. Setelah parkir mereka harus keluar dari dalam mobil. Tidak diperkenankan tinggal di dalam mobil, karena berbahaya. Bu Lia dan Pak Hery naik ke atas kapal Ferry. Penumpang sudah banyak, beruntung bangku masih ada yang kosong.
"Ayo, nak!" Kita fuduk di sana dekat jendela.
"Ma, lihat, lautnya luas sekali, banyak burung beterbangan. Burung apa itu Ma?" Aku senang sekali melihatnya," ungkap Lory sambil wajahnya tersenyum.
"Itu burung camar namanya,"Â
Mobil Ferry mulai berjalan. Penumpang Ferry sangat banyak. Gelombang laut mengiringi perjalanan mereka. Tetiba Lia tersentak, dari kejauhan terlihat ombak menggulung. Rasa kuatir menyelimuti pikiran Bu Lia. Penumpang di dalam Kapal Ferry semakin cemas melihat ombak yang menghempas badan kapal. Teriakan penumpang terdengar histeris. Semua ketakutan.
Â
"Ayo, sini Nak dekat mama," seru Bu Lia memeluk kedua anaknya.
Â