Seir HaidahHasibuan
Penantian di ujung Rindu-9
Antrian Panjang di Pelabuhan Bakauheni
"Bagi minum Ma," pinta Pak Hery yang merasa serat saat mengunyah keripik singkong.
Bu Lia meraih aqua botol yang ada di pintu mobil.
"Ini Pak hati-hati minumnya takut tersedak," Bu Lia menimpali.
Mobil semakin melaju, tidak ada keramaian di jalan. Hanya beberapa lalu lintas yang berpapasan.
"Pa, di sana ada restauran kita makan dulu kita harus sampai di Bakauhuni sebelum pukul 14. 00 WIB.Â
Pak Hery membelokkan mobilnya menuju parkiran restauran. Sesampainya di parkiran Bu Lia membuka pintu mobil sambil menggendong Osal yang masih tertidur pulas. Melihat anak perempuannya yang masih tertidur, Pak Hery membangunkan Lory.
"Lory bangun nak, kita sudah sampai di restauran kita mau makan yok," seru Pak Hery sembari menguncang tubuhnya.
Lory masih saja belum bangun, Pak Hery langsung menggendongnya. Dia pun menyusul istrinya yang sudah lebih dahulu masuk ke dalam restaurant. Rasa lapar merajai perut mereka. Bu Lia memesan makanan untuk mereka semua. Tidak lama kemudian makanan pun datang. Usai berdoa mereka pun menikmati makanan dengan lahapnya.
Usai makan mereka melanjutkan perjalanan. Bakauheni masih beberapa jam lagi, Pak Hery melajukan mobilnya lebih cepat dari sebelumnya. Suara Lory dan Osal terdengar riuh, mereka berebut mainan.
"Kak, Lory ngalah ya sama adik gantian mainnya," kata Bu Lia menasihati.
"Adik Osal nih ma, mainanku diambil," timppal Lory sambil meraih mainan dari tangan Osal adiknya.Â
Lory akhirnya melepas mainannya dan mengalah. Dengan wajah murung Lory diam membisu.
"Adik Osal baikan sama Kakak ya," ujar Bu Lia.
"Kakak maafin Osal," ucapnya sambil memeluk kakaknya.
Lory membalas pelukan adiknya. Tak lama kemudian Osal sudah mengantuk lagi. Dia pun tidur sambil memeluk boneka hewannya. Suasana di dalam mobil kini menjadi hening, tak terdengar lagi suara ramai dari anak-anak. Lory dan Osal terlelap dalam mimpinya. Setelah perjalanan Panjang, akhirnya mereka sampai di Bakauheni, antrian masuk kapal Ferry terlihat memanjang. Saat mengantri tetiba telepon genggam Bu Lia berdering. Gegas ia meraih dari dalam tasnya lalu membuka layarnya. Ternyata paggilan dari mamanya.
"Halo, Ma," jawabnya.
"Kalian sudah sampai di mana Nak ?" tanya mama dari Jakarta.
Bu Lia menjelaskan, kalau mereka sudah sampai di Bakauheni dan sedang ngantri masuk Ferry.Â
"Syukurlah sudah di Bauhuni. Pasti malam ini bisa sampai di Jakarta," balas mama Lia.
"Aduh gimana nih Pa!" jangan-jangan mereka lebih dahulu sampai di rumah dari pada kita," keluh mama kepada suaminya.
Saat itu orang tua Bu Lia sedang berada di Cikarang mengikuti arisan keluarga dan sedang di perjalanan pulang.
"Benar sekali Ma, padahal kita sudah lama menantikan kedatangan mereka, terlebih-lebih kepada cucu. Semoga kita yang lebih dahulu sampai," balas Bapak  cemas.
"Ok, Nak, semoga dilancarkan penyeberangannya dan sampai di Jakarta dengan selamat," imbuh mama Lia
Â
Jakarta, 25 Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H