Lory masih saja belum bangun, Pak Hery langsung menggendongnya. Dia pun menyusul istrinya yang sudah lebih dahulu masuk ke dalam restaurant. Rasa lapar merajai perut mereka. Bu Lia memesan makanan untuk mereka semua. Tidak lama kemudian makanan pun datang. Usai berdoa mereka pun menikmati makanan dengan lahapnya.
Usai makan mereka melanjutkan perjalanan. Bakauheni masih beberapa jam lagi, Pak Hery melajukan mobilnya lebih cepat dari sebelumnya. Suara Lory dan Osal terdengar riuh, mereka berebut mainan.
"Kak, Lory ngalah ya sama adik gantian mainnya," kata Bu Lia menasihati.
"Adik Osal nih ma, mainanku diambil," timppal Lory sambil meraih mainan dari tangan Osal adiknya.Â
Lory akhirnya melepas mainannya dan mengalah. Dengan wajah murung Lory diam membisu.
"Adik Osal baikan sama Kakak ya," ujar Bu Lia.
"Kakak maafin Osal," ucapnya sambil memeluk kakaknya.
Lory membalas pelukan adiknya. Tak lama kemudian Osal sudah mengantuk lagi. Dia pun tidur sambil memeluk boneka hewannya. Suasana di dalam mobil kini menjadi hening, tak terdengar lagi suara ramai dari anak-anak. Lory dan Osal terlelap dalam mimpinya. Setelah perjalanan Panjang, akhirnya mereka sampai di Bakauheni, antrian masuk kapal Ferry terlihat memanjang. Saat mengantri tetiba telepon genggam Bu Lia berdering. Gegas ia meraih dari dalam tasnya lalu membuka layarnya. Ternyata paggilan dari mamanya.
"Halo, Ma," jawabnya.
"Kalian sudah sampai di mana Nak ?" tanya mama dari Jakarta.
Bu Lia menjelaskan, kalau mereka sudah sampai di Bakauheni dan sedang ngantri masuk Ferry.Â