Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Penantian di Ujung Rindu-8

22 Mei 2023   23:51 Diperbarui: 22 Mei 2023   23:55 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mentari semakin meninggi, teriknya terasa menyengat kulit namun, burung-burung tetap menikmati teriknya mentari. Mereka terbang menghinggapi dahan-dahan yang rindang, sambil berkicau dengan merdunya. Tetiba Bu Lia mengeluh.

"Duh, sudah lapar nih, di mana kita berhenti Pak? tanya Bu Lia

Rasa lapar semakin terasa, rest area tak kunjung tiba. Setelah melihat kejadian yang sangat mengerikan.

"Sabar ya Ma, di depan pasti ketemu rest area," kata Pak Hery menghibur.

Pak Hery juga merasakan hal yang sama.

"Ma, apa tidak ada bekal lain buat mengganjal,"tanya Pak Hery.

"Oh, ya benar tadi adik iparkan kasih bekal buat di jalan,"gumam Bu Lia di benaknya.

  "Sebentar Pa, saya lihat dulu."kata Bu Lia sambil meraih bungkusan di bangku belakang.

Jalanan mulai sepi, mereka sudah masuk daerah hutan. Rumah penduduk tidak lagi terlihat. Rasa kuatir menghantui Bu Lia.

"Pa, sepi bangat ya, rumah penduduk tak terlihat lagi,"ungkap Bu Lia sembari bulu kuduknya merinding.

  "Sebentar juga kita ketemu rumah penduduk, tidak usah takut,"Pak Hery menimpali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun