Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kupeluk Mama yang Diam Membisu

19 Mei 2023   21:36 Diperbarui: 19 Mei 2023   21:39 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kegiatan mama sehari-hari memberi makan ayam peliharaannya. Walau kami sudah melarang tetap saja mama pada pendiriannya. Satu yang membanggakan, walau mama sudah renta namun, ke gereja tidak pernah ketinggalan. Bahkan masih setia ikut paduan suara kaum ibu dan kaum ibu janda. Berjalan kaki lebih kurang 2 Km, ibu harus jalani. Sesekali ada anak di kampung itu ada yang berbaik hati mengantar mama ke gerja.

"Nenek, ayo aku antar," tawarnya.

"Terima kasih Nak," ucap mama.

Hari Kamis, sebelum Jumat Agung 2015, punggung kaki mama dipatuk ayam. Biasanya mama mengolesnya dengan minyak tanah. Kaki mama bukannya sembuh, melainkan semakin parah. Badan mama mulai demam.

"Hari ini Jumat Agung, aku harus ke gereja," mama bermonolog.

Dengan tertatih-tatih mama melangkah menuju gereja, tidak perduli dengan kondisiya yang sedang sakit. Jumat siang aku menghubungi mama dengan telepon genggamku. Saat itu belum bisa vidio call. Hanya dapat berbicara saja.

"Halo Ma, gimana kesehatan mama? tanyaku resah.

Mama menjawab dia sudah membaik. Kami tetap menyarankan agar di periksa ke dokter. Hari Minggu sat Paskah 2015 mama tetap ke gereja. Keponakan bercerita bahwa mama masih demam dan pusing. Hari Senin mama dibawa klinik, lalu dokter menyuntik mama dengan suntik anti tetanus. Takutnya tetanus menyebar keseluruh tubuh mama.

"Ini tidak bisa dibiarkan," kataku kepada suami.

Kuraih benda pipih lalu menelepon keponakan agar mama segera dibawa ke rumah sakit. Lagi-lagi kendala untuk menemani mama di rumah sakit. Akhirnya abang yang tinggal di daerah Silangit bersedia menemani mama di rumah sakit. Selama 5 hari mana dirawat dan selama 5 hari itu aku tidak pernah absen menghubungi mama lewat telepon genggamku.

Aku berencana pulang hari Sabtu pagi. Kusiapkan biscuit regal agar aku bisa menyuapi mama saat aku sampai di sana. Bahagia menyelimutiku. Terbayang aku bisa menemani mama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun