Idul Fitri merupakan momen yang sering kita gunakan untuk saling bermaafan ; kita meminta maaf kepada orang lain dan orang lain meminta maaf kepada kita. Ada yang mengirimkan pesan maaf lewat SMS, kartu lebaran sampai mengunjungi langsung kerumah orang lain dan saling berjabat tangan.
Alangkah Indahnya memang Idul fitri tersebut. Namun, ada sedikit hal yang mengganggu pikiran saya dan mohon dikoreksi apabila pemikiran saya ini saya salah. Memang benar, dihari raya Idul Fitri ini kita sudah saling bermaafan tapi apakah kita dan orang lain benar-benar telah memaafkan kita ?
Coba kita bandingkan dua ilustrasi dibawah ini :
Ilustrasi Satu
Si A : Mohon maaf lahir bathin ya...
Si B : Â Iya, saya juga mohon maaf ( sambil berjabat tangan )
Berdasarkan Ilustrasi tersebut baik si A dan si B sama-sama dengan enteng mereka saling memaafkan. Akan tetapi kita coba simak ilustrasi yang kedua :
Ilustrasi Dua
Si A : Mohon maaf lahir bathin ya... anu.. sebenarnya aku mau mengaku bahwa dulu akulah yang menyebarkan fitnah bahwa engkau seorang pencuri, sehingga rumahmu pernah diobrak-abrik warga dan kaupun dipukuli oleh warga... aku menyesal sekali
Si B : Apa ?!
berdasarkan ilustrasi tersebut, tentunya meskipun si A meminta maaf, tetapi si B belum tentu memberi maaf.
Dari ilustrasi tersebut diatas, saya ambil kesimpulan, mohon dikoreksi apabila keliru bahwa kita memaafkan seseorang karena kita tidak tahu apa kesalahan orang lain pada kita. Namun, masihkah kita mau memaafkan orang lain apabila orang lain itu berterus terang mengenai apa kesalahan yang telah diperbuatnya ? Mohon Pendapat dari Kawan-kawan......
Terima Kasih...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H