Mohon tunggu...
az zharra at taufiq
az zharra at taufiq Mohon Tunggu... Guru - Sang musafir

Bismillah semoga diberi kemudahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Trauma Recovery

1 November 2024   16:08 Diperbarui: 1 November 2024   16:28 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di kota terpencil, hiduplah seorang wanita bernama Aisyah khumaira memiliki jiwa kuat namun terluka oleh masa lalunya. Trauma yang mendalam ia alami sejak remaja, ketika ia kehilangan kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan. Peristiwa tersebut meninggalkan luka yang sulit disembuhkan, rasa takut kehilangan dan kecemasan akan masa depan terus menghantuinya.

Aisyah tumbuh dewasa dengan berusaha menutup diri, tak ingin dekat dengan siapa pun. Baginya, kedekatan selalu berujung pada rasa sakit. Namun, di dalam hatinya, ia rindu akan kehidupan yang penuh cinta dan harapan. Ia sering menghabiskan waktunya sendiri di taman kota, tempat ia merasa tenang mendengar suara burung dan melihat matahari terbenam. Di taman itu, ia bertemu dengan seorang pria bernama Harun, yang memiliki aura tenang dan bijaksana.

Harun, seorang penyintas trauma masa kecil yang keras, memiliki pengalaman pahit serupa. Namun, ia memiliki cara unik dalam mengatasi luka-luka lamanya. Dengan penuh kesabaran, ia mendekati Aisyah, bukan untuk memaksanya berubah, tetapi untuk mendengarkannya. Harun mendengarkan cerita-cerita Aisyah tanpa menghakimi, memberi ruang baginya untuk mengungkapkan semua ketakutan dan kecemasannya.

Suatu hari, ketika Aisyah menceritakan mimpinya yang hancur karena trauma, Harun berkata lembut, “Aisyah, luka kita adalah bagian dari perjalanan kita. Namun, seperti layaknya tanah yang dipenuhi bebatuan, kita bisa menjadikannya taman bunga jika kita mau perlahan-lahan merawat dan mengubahnya.”

Perkataan Harun menggerakkan hati Aisyah. Perlahan, ia mulai melihat bahwa luka-lukanya bukan akhir dari segalanya, tetapi batu loncatan untuk sesuatu yang lebih indah. Dengan tekad baru, Aisyah memutuskan untuk tidak terus hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Ia mulai membuka diri, belajar mencintai kembali, dan menerima bahwa pemulihan adalah proses yang panjang tetapi penuh makna.

Hari demi hari, Aisyah belajar menerima bahwa tidak apa-apa untuk merasakan sakit, tidak apa-apa untuk membutuhkan waktu, dan tidak apa-apa untuk memulai dari awal. Dalam perjalanannya, ia menemukan bahwa kebaikan, kejujuran, dan ketulusan dari orang lain " seperti yang diberikan Harun " adalah kunci yang membantunya membebaskan diri dari trauma masa lalu. Aisyah pun tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana, serta menemukan bahwa luka yang sembuh bisa menjadi kekuatan, bukan kelemahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun