Mohon tunggu...
Sehat Ihsan Shadiqin
Sehat Ihsan Shadiqin Mohon Tunggu... profesional -

Menulis Itu Sehat, Sehat Itu Menulis\r\n

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ahokologi

24 Juni 2016   22:21 Diperbarui: 24 Juni 2016   22:26 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilmu itu berkembang. Dulu, ketika anda semua belu lahir, hanya ada filsafat. Dari filsafatlah lahir ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan lahir karena filsafat tidak cukup menjawab banyak masalah teknis dalam kehidupan. Kehidupan ini sangat kompleks, ada banyak hal yang tidak dapat diselesaikan dengan prinsip-prinsip general yang ditawarkan filsafat. Namun filsafat tidak hilang meskipun ilmu pengetahuan telah jauh berkembang. Sampai saat ini.

Pada awalnya ilmu pengetahuan juga sangat sederhana, menyangkut hal-hal yang pasti dan terukur saja, ilmu pasti. Sebab ilmu adalah sesuatu yang dapat diukur dan diindera, bisa diulang di tempat lain dan waktu lain. Selain itu mungkin saja hanya sebuah mitos.

Ilmu pasti tidak cukup, ia terus berkembang. Kehidupan manusia perlu jawaban atas banyak masalah kehidupan sehari-harinya. Sebagai makhluk sosial ia melewati banyak waktu dengan orang lain dan dengan lingkungan. Di sana kemudian lahir ilmu sosial.

Syahdan..... ilmu sosial berkembang dari waktu ke waktu hingga melahirkan sangat banyak bidang ilmu, salah satunya: Politik.

Ilmu politik akarnya berasal dari kata poly (banyak) dan tik (cara). Sederhananya adalah ilmu tentang "banyak cara" mencapai tujuan. Meskipun dalam prinsip dasarnya ia tidak dihubungkan dengan konteks tertenu, namun hingga kini politik selalu diasosiasikan kepada kekuasan. Sebab di sana seseorang perlu banyak cara menggapai tujuannya.

Hal inilah yang kemudian melahirkan banyak mazhab dalam politik, banyak cabangnya, banyak modelnya. Hal ini selalu dihubungkan dengan" fenomena baru dalam politik yang tidak dapat dijawab dengan pendekatan yang sudah ada sebelumnya.

Fenomena Ahok

Ahok mejadi hal yang fenomenal belakangan ini. Hal ini tidak lain karena aksinya yang tidak biasa jika dilihat dalam kacamata politik rata-rata di Indonesia. perbedaan itu setidaknya terlihat dalam empat hal:

1. "Anti" Partai

Terserah apa maknanya, namun saat ia memutuskan keluar dari Gerindra dan menolak bekerjasama dengan partai yang ada di DPRD DKI jelas ia sudah menolak kuasa partai dalam pemerintahannya. Jadinya jelas, cibiran dan serangan partai kepada Ahok segera membabibuta. Bahkan ada banyak kalimat yang menjelaskan betapa Ahok benar-benar tidak pantas memimpin Jakarta. berbagai jalan dilakukan oleh partai politik untuk menunjukkan ketidaksukaan mereka.

Uniknya, Nasdem, Hanura, dan Golkar yang tidak lain adalah mantannya Ahok, malah sekarang mendukung Ahok. Sepertinya tindakan Ahok menolak Partai tidak berati apa-apalagi. Atau mereka merasa itu bukan sebuah hal yang keliru dalam politik.

2. Tidak Sopan

Mungkin hanya Ahok satu-satunya gubernur yang "sangat tidak sopan" di Indonesia. Ia mensumpahserampahi apa saja yang tidak disukainya dengan kata yang menurtu banyak orang disebut kasar dan tidak sopan. Banyak kata-kata yang biasanya hanya digunakan di ruang terbatas namun Ahok membawanya ke ruang publik. 

Anehnya banyak orang tidak peduli dengan itu semua. Bagi mereka, dalam banyak hal Jakarta memang sudah harus diperintah dengan menggunakan kata yang demikian. Buktinya, lemah lembut sama sekali tidak bisa mengubah jakarta yang usianya sudah hampir setengah milenium.

3. Menggusur ke Rumah Susun

Ahok juga yang sangat tidak berperikemanusiaan (kata aktivis HAM) karena menggusur banyak orang di Jakarta. Ribuan orang terpaksa meninggalkan temapat tinggal yang sudah didudukinya bertahun-tahun hanya karena ambisi Ahok membuat "Jakarta yang lebih baik." 

Uniknya ia menggusur mereka ke rumah susun. Rumah yang sejujurnya lebih manusiawi dibandingkan tempat tinggal mereka sebelumnya. 

Sayangnya, kadang orang merasa Ahok sangat kejam mengusir orang ke tempat yang lebih baik.

4. Si Kafir yang Islami

Banyak survey mengunakan parameter "Islami" belakangan ini. Mereka mengatakan "Islami" adalah sesuatu yang diinginkan oleh Islam, meskipun tidak dilakukan oleh seorang muslim. 

Nah, banyak orang mengatakan apa yang dilakukan oleh Ahok sangat "Islami" meskipun ia selalu mengatakan kalau ia bukan orang Islam. Tindakannya membantu banyak orang, memudahkan banyak orang, melayani masyarakat, membuat fasilitas sosial, dan banyak yang lain jelas sangat Islami.

Ahokologi

Bagi saya, apa yang dilakukan oleh Ahok belakangan ini sepertinya sudah di luar hipotesis-hipotesis penting dalam Ilmu politik. Ahok telah menciptakan sebuah mazhab baru dalam ilmu politik. 

Maka sudah sewajarnya kita sebut fenomena Ahok dalam politik ini dengan: AHOKOLOGI, yakni Ilmu tetang Ahok, khususnya Politik Ahok.

Jangan terlalu serius.

Selamat berakhir pekan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun