Mohon tunggu...
Sehabuddin Abdul Aziz
Sehabuddin Abdul Aziz Mohon Tunggu... wiraswasta -

Blogger buku dan founder booktiin.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Potret Bangsa yang Sakit Jiwa

23 Juli 2011   02:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:27 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_120743" align="aligncenter" width="622" caption="Fenomena terapi diatas rel Kereta Api (KA) dilakukan puluhan warga Jakarta dengan tidur-tiduran dan merebahkan diri diatas rel. (foto vivanews/nurcholis Anhari Lubis)"][/caption] AKHIR-akhir ini, kita melihat bagaimana warga bangsa di Jakarta, ingin keluar dari kesulitan hidup yang diderita. Tak peduli dihadang maut. Demi sebuah nyawa agar tetap berharga, mereka rela melakukan terapi, agar penyakitnya bisa sembuh. Tak peduli itu dilakukan diatas rel Kereta Api (KA).

Seperti yang dilakukan oleh warga sekitar Stasiun Rawa Buaya, Duri Kosambi, Jakarta Barat. Mereka berduyun-duyun menuju rel kereta api. Mereka tidur diatas bantalan rel kereta, sembari menaruh kedua tangannya di rel. Beberapa lagi, bahkan nekat merebahkan diri di satu bentang rel lalu kaki di bentang rel lainnya. Fasilitas publik pun, kini tumpah ruah dengan manusia yang ingin melakukan terapi gratis.

PT KA sendiri, tidak terima dengan fenomena itu. “Selain berbahaya, kondisi stasiun juga menjadi kumuh. Mereka berusaha mencari dan memanggil orang yang dianggap sebagai tabib dari terapi itu. "Tapi, belum ada yang datang," kata Executive Vice President PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional I, Purnomo Radiq seperti dikutip tempointeraktif.com.

Potret Jakarta dan Warga yang Sakit Jiwa

Apa yang dilakukan oleh sejumlah warga itu, tidak bisa disalahkan begitu saja. Kepenatan, susahnya mencari pekerjaan, dan perekonomian yang semakin sulit didapat, menjadi serentetan latar belakang fenomena itu terjadi. Andaikan mereka, warga berada, tentu jalan nekad tersebut tidak akan ditempuh karena memiliki uang untuk berobat.

Ini juga senyawa dengan kondisi Jakarta. Sebuah stasiun televisi memberitakan, di Jakarta tingkat penyakit jiwa semakin bertambah, hingga mencapai 250 persen. Dalam arti, satu dari empat orang di Jakarta telah mengidap sakit jiwa. Sakit jiwa disini bukan hanya gila atau kurang waras, melainkan penyakit jiwa seperti stress, kecemasan yang sangat tinggi dan depresi, akibat kesulitan yang mereka alami.

Penyakit kejiwaan tejadi, karena apa yang dicita-citakan tidak sesuai dengan kenyataan. Padahal, niat mereka berurbanisasi—karena berpikiran sempit—di Jakarta akan lebih mudah mendapatkan uang dan pekerjaan. Hal ini, justru diperkuat oleh mereka yang sebelumnya sudahtinggal di Jakarta

Terapi yang Salah Kaprah

[caption id="attachment_120746" align="aligncenter" width="448" caption="terapi sengatan listrik (www.inilah.com)"]

13113899121706868716
13113899121706868716
[/caption] Apa yang dilakukan warga seperti dijelaskan diatas, tujuannya satu mendapatkan kesembuhan dengan gratis. Mereka pun, tidak tahu, apa benar apa yang dilakukannya itu, bisa menyembuhkan penyakit atau tidak. Menurut sejumlah peneliti memang, sengatan listrik—mampu meningkatkan memori otak seseorang dan dapat merangsang kinerja saraf korban stroke.

Para peneliti menemukan sedikit peningkatan kinerja otak yang berfungsi 'recall' memori sebesar 11%. Cara ini merangsang saraf tertentu di otak saat seseorang mencoba mengingat sesuatu. Studi yang dilakukan oleh psikolog di Temple University, Philadelphia ini menawarkan solusi bagi penderita lupa nama seseorang. Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Neuropsychologia, ilmuwan melakukan stimulasi elektroda pada kulit kepala relawan untuk merangsang lobus anterior temporal pada otak. Ini adalah bagian yang berkaitan pada memori pengingatan gambar serta sinkronisasi kata.

Penutup

Menurut penulis, apa yang dilakukan warga itu hanya sebuah sugesti saja, bukan sebuah pengobatan yang benar-benar bisa menyembuhkan. Bukan saja tidak ada bukti yang sahih bisa menyembuhkan. Malah justru akan berakibat fatal terhadap kelangsungan hidupnya kelak.

Potret warga bangsa Jakarta itu, adalah fenomena yang sangat berbahaya. Karena Jakarta sebagai pusat pemerintahan, maka itu juga bisa menjadi cerminan potret bangsa yang sebenarnya tengah mengalami sakit jiwa. Wallahu’alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun