Mohon tunggu...
Sehabuddin Abdul Aziz
Sehabuddin Abdul Aziz Mohon Tunggu... wiraswasta -

Blogger buku dan founder booktiin.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Penjualan Tiket Mudik Harus Ditinjau Ulang

18 Juli 2011   14:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:34 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_120030" align="aligncenter" width="500" caption="Para pemudik sudah terbiasa antre saat mudik lebaran. Foto diambil tahun 2010 (sumber: http://bulletinmetropolis.com)"][/caption] TIKET Kereta Api dari Stasiun Gambir untuk mudik keberangkatan 27 Agustus sampai H-3 lebaran dinyatakan habis. PT KAI berencana akan menjual tiket untuk tanggal 28 Agustus akan dilakukan Selasa (19/7). Berdasarkan informasi yang dihimpun detikcom, tiket kereta yang telah habis antara lain, Argo Bima (Surabaya), Gajayana (Malang), Argo Dwipangga (Solo), Sembrani (Surabaya), Argo Anggrek (Surabaya), Argo Lawu (Solo), Argo Muria (Semarang). Habisnya tiket KA ini secara langsung akan mempengaruhi terhadap ekonomi masyarakat khususnya berpendapatan rendah. Mereka dipastikan harus mencari tiket alternatif selain KA agar nantinya sampai ke tujuan. Penjualan tiket itu juga, dipastikan tidak disosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat. Tidak adanya sosialisasi penjualan tiket, terlihat dari reaksi Menteri Perhubungan Freddy Numberi saat menyikapi habisnya tiket tersebut: "Kita ingin lihat bagaimana PT KAI me-manage-nya. Tetapi meskipun begitu sebagai regulator kita tetap akan membantu. Kalau perlu kita akan bantu dengan tambahan kereta ekstra di luar jam-jamnya karena kita tidak ingin ada masyarakat yang dirugikan." Sudah jelas masyarakat dirugikan dong pak Menteri? Bila tidak ada sosialisasi, kok tiket bisa habis? Nah, diduga, habisnya tiket tersebut diborong atau dibeli oleh para calo yang ingin mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan momentum mudik lebaran. Oleh karena itu, penjualan tiket  KA sebaiknya ditinjau ulang. Misalkan dibuat regulasi per region keberangkatan. Misalkan hari Senin ke kota A, Selasa ke kota B dan selanjutnya. Disamping itu, petugas KA jangan hanya berorientasi penjualan tiket saja, melainkan juga identitas si pembeli harus jelas. Dengan adanya identitas diri, maka oknum yang berprofesi baru sebagai calo tidak bisa dua kali antre di stasiun. Wallahu'alam Baca artikel lainnya tentang mudik: Refleksi Mudik: Ukuran Tak Perlu yang Penting Durasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun